"(Isi bukunya) ya buku diary tentang keseharian almarhumah. Ya buku harian kegiatannya selama Paskibraka," kata Kasat Reskrim Polres Tangerang Selatan AKP Muharam Wibisono kepada detikcom, Selasa (13/8/2019).
Muharam mengatakan, isi buku harian itu hanya sebatas berisi keseharian Aurellia saat menjalankan latihan paskibra. Diary itu juga sebagai tugas dari pelatih Paskibraka kepada calon anggota Paskibraka termasuk Aurellia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"(Pelatih Paskibraka memberi tugas membuat buku harian itu) iya, disuruh buat buku diary itu. Isinya hanya keseharian latihan itu loh," ungkapnya.
Diketahui, Aurellia meninggal dunia pada Kamis (1/8) pagi. Aurellia sempat terjatuh di dapur di rumahnya saat sedang ingin menulis buku diary. Kemudian Aurellia dibawa keluarganya ke rumah sakit, namun tidak lama meninggal dunia.
Buku harian milik Aurellia juga sempat disobek saat menjalani latihan itu. Purna Paskibraka Indonesia (PPI) mengatakan buku diary memang disobek karena ada beberapa temannya malas menulis buku diary yang menceritakan kegiatan sehari-hari selama mengikuti pelatihan tersebut. Namun beberapa teman Aurellia juga disobek buku hariannya agar mereka kompak menulis.
"Buku diary memang sempat dirobek, jadi karena di antara teman-teman ada yang tidak menulis, ada yang malas. Buku diary isinya tentang keseharian mereka dari segi keseharian di rumah dan lapangan karena latihan sifatnya masih pulang pergi, ya di rumah kita tidak tahu kondisi mereka seperti apa dan bagaimana, kami merasa buku itu penting. Jadi ada teman berkali-kali tidak mau mengerjakan dan malas, jadi kami ada teman pelatih ini masih ranah pembinaan untuk mengingatkan, ibaratnya cuma teguran," Ketua PPI Tangsel, Warta Wijaya saat dihubungi detikcom, Sabtu (3/8).
KPAI Minta Walkot Tangsel Tanggung Jawab Atas Kematian Paskibra AQ:
(sam/mea)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini