Namun saat Gunung Slamet mulai meningkat, ada puluhan pendaki yang verada di kawasan puncak. Beberapa relawan di pos pendakian di Pemalang sempat melakukan evakuasi.
"Kita tutup sampai menunggu konfirmasi dari Pos Pengamatan Gambuhan," kata Aris Setiono, petugas Basecamp Dipajaya, Desa Clekatakan, Kecamatan Pulosari, Pemalang, kepada detikcom, Sabtu 10/08).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Kita evakuasi para pendaki yang sudah terlanjur naik ke atas," jelasnya.
Sementara salah satu petugas evakuasi dari Basecamp Dipajaya Solehudin menambahkan dirinya naik dari pos sekitar pukul 16.30 WIB.
"Kita naik ke atas untuk segera evakuasi para pendaki yang masih diatas. Dari pos 1 Sampai pos 3, kita total melakukan evakuasi 28 pendaki," jelasnya.
Menurutnya saat berada Pos 3, dirinya bersama teman lainnya terpaksa menggunakan masker, karena bau belerang yang menyengat. Sehingga membuat relawan dan pendaki khawatir.
"Di pos itu, kita pakai masker kain, karena baunya menyengat. Pendaki lainnya juga sudah merasakan, malah ada yang berinisiatif langsung turun, walaupun belum sampai puncak," katanya.
"Dirasakan sangat menyengat. Sangat berbahaya. Saya tekatkan untuk memberi kabar yang masih di atas, untuk segera turun," jelasnya.
Sebab, bila tidak segera turun, takutnya bau belerang bertambah menyengat.
Sampai di Basecamp Dipajaya sendiri, Solehudin bersama tim lainnya sekitar pukul 21.00 WIB.
"Insyaallah semua sudah steril. Sudah tidak ada lagi pendaki di atas," katanya.
Tonton video PVMBG: Status Gunung Tangkuban Perahu Masih Tinggi:
(bgk/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini