Jokowi Disarankan Bentuk Kabinet Agile di Periode Kedua

Jokowi Disarankan Bentuk Kabinet Agile di Periode Kedua

Lisye Sri Rahayu - detikNews
Kamis, 08 Agu 2019 12:51 WIB
Deputi Bidang Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN, Tri Widodo Wahyu Utomo (tengah), peneliti Litbang Kompas Toto Suryaningtyas (kanan). (Lisye/detikcom)
Jakarta - Lembaga Administrasi Negara (LAN) mengusulkan desain kabinet gesit atau agile di periode kedua pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurut LAN, ada enam poin yang harus diperhatikan untuk menciptakan kabinet yang lincah dan gesit.

"Kabinet agile itu konteksnya itu kita ke depan punya tantangan yang sangat luar biasa. Ketidakpastian global, perkembangan global begitu cepat, kemudian pertumbuhan ekonomi yang lima tahun ini cenderung stagnan, melambat, bukan hanya di Indonesia tetapi kecenderungan global di dunia," ujar Deputi Bidang Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN, Tri Widodo Wahyu Utomo, di gedung LAN, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Kamis (8/8/2019).

Tri mengatakan kabinet agile adalah kabinet yang bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman. Setidaknya ada enam poin untuk mencapai kabinet agile.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kabinet agile adalah kabinet presidensial yang bersifat fleksibel dan adaptif terhadap perkembangan zaman dengan kriteria utama enam hal, ideologi, strategi, struktur, proses, teknologi dan SDM," kata dia.


Menurut Tri, setiap jajaran kementerian harus memperkuat ideologi Pancasila. Selain itu, Pancasila harus dijadikan landasan dalam mengambil kebijakan.

"Ideologi, seluruh kementerian itu harus memberikan landasan ideologi untuk memperkuat ideologi Pancasila. Pancasila itu adalah ideologi yang harus dimanifestasikan, diaktualisasikan di dalam urusan kementerian," kata Tri.

Poin kedua adalah, kabinet harus memiliki strategi pembangunan nasional. Tri menjelaskan kementerian disarankan untuk mengkolaborasikan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM).

"Kedua adalah strategi, strategi ini dipermudah adanya RPJM lima tahun ke depan, dan dipermudah dengan adanya dokumen RPJP 20 tahun dari 2005 sampai 2025. Dengan dua dokumen itu, kabinet kita sudah harus paham mau dibawa ke mana pemerintahan kita. Tinggal yang harus dipikirkan adalah strategi terbaik dari menteri ini," kata dia.

Selain itu, kabinet dinilai juga harus memiliki struktur dan pemetaan kelembagaan agar tidak tumpang-tindih. Serta, perumpunan penanganan urusan pemerintah juga dinilai penting untuk menyusun kabinet.

"Kemudian struktur, kita menginginkan ada satu kebijakan yang kelembagaan kabinet itu yang memiliki cross cutting yang relatif jelas. Perumpunan menjadi analisis yang penting dalam menyusun desain kabinet ini," lanjutnya.

Tri mengatakan proses pembentukan kabinet harus secara transparan dan akuntabel. Selain itu, proses dalam kementerian harus bersinergi dalam mencapai visi dan misi pemerintah.

"Kemudian proses, proses ini tentu kita melihat manajemen pemerintahan dimulai dari visi presiden yang nanti dituangkan dalam RPJM Nasional dari visi yang ada RPJP itu ditunjukkan dalam visi kementerian," ucapnya.

Tri menuturkan untuk meraih kabinet yang gesit harus didukung dengan penguatan teknologi. Setiap kementerian diharapkan dapat menerapkan teknologi di segala aspek kementerian.

"Teknologi menurut kami juga penting untuk direspons oleh kementerian. Ke depan kita berharap kementerian itu mampu menjadikan teknologi sebagai peluang untuk melakukan digitalisasi di dalam fungsi kementerian," lanjutnya.

Lebih lanjut, Tri mengatakan, mencapai kabinet agile juga ditentukan oleh Sumber Daya Manusia (SDM) di kementerian. SDM dan lembaga saling ketergantungan.

"Terakhir dari sisi SDM, faktanya adalah sehebat apapun kelembagaan kalau SDM-nya juga tidak agile itu juga tidak optimal. Maka kelembagaan yang agile harus dibarengi dengan SDM yang agile," tuturnya.

Sementara itu, peneliti Litbang Kompas Toto Suryaningtyas mengatakan masyarakat lebih memilih kalangan profesional di kabinet Jokowi. Namun keputusan tetap berada di tangan Presiden.

"Poling tanggal 5 (Agustus) kemarin, kalau dari publik harapannya memang kabinet itu baiknya memang profesional. Jadi memang lawan profesional adalah kabinet politis karena yang menjadi alternatif adalah apakah kabinet profesional atau politis," kata Toto.


Menurut Toto, komposisi kabinet akan ditentukan di akhir batas waktu. Namun ada tiga kategori yang menjadi pertimbangan presiden, seperti ideologi, kompetensi, dan unsur politik.

"Kabinet profesional atau politis itu sebenarnya step yang agak di akhir. Saya setuju dengan Pak Tri dan pasti pertama-tama kabinet itu soal ideologinya harus pancasila kemudian secara kapasitas mempunyai kemampuan dan kompetensi baru soal politisnya. Mau dipilih yang mana ini, yang mewakili profesionalitas atau politis," tuturnya.




Tonton video Prabowo Subianto Hadiri Kongres PDIP:

[Gambas:Video 20detik]

(lir/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads