Usai Penembakan Massal, 2 Negara Keluarkan Travel Warning untuk AS

Usai Penembakan Massal, 2 Negara Keluarkan Travel Warning untuk AS

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 07 Agu 2019 17:53 WIB
Situasi di lokasi penembakan di El Paso, Texas, AS pada akhir pekan lalu (Mark Lambie/The El Paso Times via AP)
Caracas - Dua negara diketahui mengeluarkan travel warning untuk Amerika Serikat (AS) usai tragedi penembakan massal yang menewaskan total 31 orang. Negara mana saja itu?

Seperti dilansir CNN, Rabu (7/8/2019), Venezuela dan Uruguay sama-sama memperingatkan warganya soal maraknya aksi kekerasan dan kejahatan kebencian di AS. Kedua negara itu merilis imbauan dan peringatan perjalanan (travel warning) ke AS pada Senin (5/8) waktu setempat.

Dalam peringatannya, Kementerian Luar Negeri Uruguay meminta warganya untuk 'berhati-hati di tengah meningkatnya tindak kekerasan secara membabi-buta, khususnya kejahatan kebencian termasuk rasisme dan diskriminasi' saat bepergian ke AS.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peringatan itu menekankan bahwa faktor-faktor lainnya, seperti 'kepemilikan senjata api secara sembarangan oleh warga' dan 'kemustahilan otoritas setempat mencegah situasi ini', sebagai alasan mengapa warga Uruguay perlu sangat waspada saat menghadiri acara atau berada di area padat penduduk.


Peringatan yang dirilis otoritas Uruguay juga menyarankan warga untuk menghindari beberapa kota seperti Detroit (negara bagian Michigan), Baltimore (negara bagian Maryland) dan Albuquerque (negara bagian New Mexico). Kota-kota itu masuk daftar 20 kota paling berbahaya di dunia menurut indeks CEOworld Magazine 2019.

Secara terpisah, Kementerian Luar Negeri Venezuela menyarankan warganya untuk menunda perjalanan atau sangat waspada saat mengunjungi AS. Peringatan perjalanan yang dirilis Venezuela ini disebut menindaklanjuti penembakan massal di El Paso, Texas dan di Dayton, Ohio yang terjadi pada Sabtu (3/8) lalu.

Peringatan perjalanan Venezuela itu menegaskan bahwa 'penyebaran aksi kekerasan dan kejahatan kebencian baru-baru ini' perlu dipertimbangkan oleh mereka yang berencana bepergian ke AS.

"Aksi kekerasan yang semakin meningkat telah menemukan gaung dan dukungan dalam percakapan dan aksi yang diresapi oleh diskriminasi ras dan kebencian terhadap imigran, yang diucapkan dan dilakukan oleh para elite supremasi yang memegang kekuatan politik di Washington," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Venezuela.


Menurut pernyataan tersebut, salah satu alasan utama aksi kekerasan marak di AS adalah adanya 'kepemilikan senjata api secara sembarangan dan tidak bisa diampuni oleh warga, yang didorong oleh pemerintah federal'.

Pada April lalu, Departemen Luar Negeri AS mengeluarkan imbauan perjalanan level tertinggi untuk Venezuela. Imbauan perjalanan 'Level 4: Do Not Travel' itu dirilis dengan menyebut adanya tindak kejahatan, kerusuhan sipil dan penangkapan serta penahanan sewenang-wenang terhadap warga AS. Venezuela sendiri tercatat sebagai negara paling berbahaya di dunia selama dua tahun berturut-turut, menurut survei Gallup tahun 2018.

Sementara untuk Uruguay, AS mengeluarkan imbauan perjalanan 'Level 2: Exercise Increased Caution' yang dirilis atas dasar maraknya tindak kejahatan.

(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads