Setiap bulan Rosita membeli susu untuk anaknya dari hasil jerih payahnya sendiri.
"Dia anaknya berbakti, buat susu anaknya saja nggak minta ke saya. Dia usaha sendiri, jadi buruh pabrik," ujar Ai Rita sambil berderai air mata di Mapolres Tasikmalaya, Rabu (7/8/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di mata keluarga, Rosita merupakan anak kesayangan di tengah keterbatasan fisiknya, yakni bibir sumbing, sejak lahir.
"Anak saya alami bibir sumbing. Saya sama bapaknya sangat sayang sama dia, sampai waktu dicerai juga saya nggak mau dia keluar rumah. Di rumah sama-sama anaknya ke rumah kami," ucapnya.
Menurut Ai, Rosita sempat beberapa kali dekat dengan pria setelah bercerai dan selalu dikenalkan kepada keluarga. Namun kekasihnya kali ini yang bernama Suwarno Jamintun tidak pernah.
Keluarga baru mengetahui Rosita berhubungan dengan Suwarno setelah polisi mengungkap kasus pembunuhan tersebut.
"Saya sakit, anak saya dibunuh. Saya minta pelaku dihukum mati saja," ujar Ai.
Seperti diketahui, Rosita dibunuh oleh kekasihnya, Suwarno, pada 1 Juni lalu di Desa Sirnagalih, Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya. Jasad Rosita yang ditemukan tinggal tulang belulang oleh warga sekitar pada 20 Juni.
Setelah dilakukan penyelidikan, polisi pun menetapkan Suwarno sebagai pelaku. Ia dijerat dengan Pasal 340 KUHPidana mengenai pembunuhan berencana dengan ancaman maksimal hukuman mati. (tro/tro)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini