"Kan baru dugaan sementara, yang menjadi penyebab adalah pohon dan dapat dipastikan dari hasil investigasi awal tidak ada ditemukan unsur sabotase dan serangan terorisme," ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (6/8/2019).
"Tidak tertutup kemungkinan hal-hal lain akan masuk ke dalam fokus diskusi antara tim Bareskrim dan tim PLN," sambung Dedi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dedi menjelaskan, jika benar hanya karena pohon, penyidik Bareskrim akan mendalami aturan pengawasan area saluran udara tegangan ekstratinggi (SUTET) yang berlaku di PLN.
"Betul didalami juga (sisi pengawasan PLN). Ini kan dugaan sementara faktor alam dan teknis. Dugaan faktor manusia dan lainnya nanti didalami juga," ucap Dedi.
Sebelumnya, Plt Direktur Utama PLN Sripeni Inten Cahyani mengatakan putusnya jaringan ada banyak kemungkinan, dari masalah layang-layang nyangkut sampai tertimpa batang pohon.
"Jadi, kalau kita bicara sistem tegangan, ini bervariasi ya. Jadi dalam tegangan ekstratinggi kan melintasi sekian area. Kami dalam proses investigasi, kadang-kadang kita tahu ada layangan itu bisa menyebabkan jaringan putus. Kemudian jaringan kena dahan pohon, itu juga bisa menyebabkan putus. Ini memang banyak karena jaringan 500 kV terbuka," ujarnya di kantor PLN Jakarta, Senin (5/8).
Namun dia memastikan putusnya jaringan bukan masalah sabotase. Dia menekankan putusnya jaringan bersifat teknis.
"Nggak, hari ini saya pastikan bahwa bukan masalah sabotase, ini murni teknis," ujarnya.
Simak Video "Soal Listrik Padam, Komisi VII DPR Panggil Direksi PLN"
(aud/fdn)