KH Maimun Zubair atau dikenal dengan nama Mbah Moen wafat di Mekah. Apa saja fakta Maimun Zubair?
Mbah Moen, yang sedang menunaikan ibadah haji di Mekah, wafat saat hendak menunaikan salat tahajud. Kabar wafatnya Mbah Moen membawa duka bagi masyarakat Indonesia. Beliau merupakan seorang ulama karismatik asal Rembang dan seorang politikus pada 1970-an.
Nah, berikut ini fakta-fakta Maimun Zubair yang dirangkum dari berbagai sumber:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mbah Moen lahir di Sarang, Rembang, pada 28 Oktober 1928. Maimun Zubair merupakan putra Kiai Zubair, Sarang, seorang alim dan faqih.
Kedalaman ilmu orang tuanya membuat basis pendidikan agama Maimun Zubair sangat kuat. Kemudian, ia meneruskan mengajinya di Pesantren Lirboyo, Kediri.
2. Maimun Zubair Muda
Saat masih muda, sekitar 17 tahun, Mbah Moen sudah hafal kitab-kitab nadzam, di antaranya Al-Jurumiyyah, Imrithi, Alfiyyah Ibnu Malik, Matan Jauharotut Tauhid, Sullamul Munauroq, serta Rohabiyyah fil Faroidl. Seiring pula dengan kepiawaiannya melahap kitab-kitab fikih mazhab Asy-Syafi'i, semisal Fathul Qorib, Fathul Mu'in, Fathul Wahhab, dan lain sebagainya.
3. Pimpinan Pondok Pesantren
Kiai sepuh ini merupakan pemimpin Pondok Pesantren Al-Anwar, Sarang, Rembang, Jawa Tengah. Mbah Moen juga pernah menjabat Ketua Syuriah NU Provinsi Jawa Tengah pada 1985 hingga 1990.
Tak hanya mentok menjadi tokoh NU, Mbah Moen juga pernah melebarkan sayap ke dunia internasional dengan menjadi utusan Indonesia dalam Majelis Ijtima Ulama Nusantara kedua di Malaysia pada tahun 2007. Beliau menjadi anggota ICIS (International Conference of Islamic Scholars) dari Indonesia yang diutus ke Uzbekistan pada 2010.
4. Mantan Anggota MPR
Sebagai seorang politikus, karier Mbah Moen juga tak bisa dianggap remeh. Dia pernah menjadi anggota DPRD tingkat II Rembang selama 7 tahun, dari 1971 hingga 1978.
Mbah Moen juga sempat merasakan kursi anggota MPR dari utusan Jawa Tengah pada 1987 hingga 1999. Saat ini, Mbah Moen merupakan Ketua Majelis Syariah PPP mulai 2004.
5. Jadi Rebutan Politikus
Saat momen pilpres lalu, para politikus, termasuk para capres, berebut restunya. Bahkan sempat viral dan menjadi buah bibir di masyarakat tentang video Mbah Moen dalam doanya yang salah menyebut nama tokoh capres.
Mbah Moen, yang saat itu sedang duduk bersama Jokowi, justru mendoakan Prabowo. Hal itu kemudian membuat Romahurmuziy, yang berada di belakang Mbah Moen, dengan sigap memberitahukan kesalahan nama tersebut.
Momentum kepeleset lidah Maimun Zubair yang malah mendoakan Prabowo sempat menjadi polemik di kalangan masyarakat. Namun, menyadari dirinya salah ucap, Mbah Moen buru-buru menjelaskan maksud dari salah doanya tersebut.
"Jadi kalau saya luput (salah) sudah tua, saya umur 90 lebih," tutur Mbah Moen kala itu.
Mengenang Mbah Moen dengan Nasihat Toleransinya: (nwy/nwy)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini