Bahkan imbas dari kebakaran tumpukan sampah itu lebih berbahaya daripada kebakaran hutan yang terjadi di wilayah Sumatera. Penyebabnya, yang terbakar adalah sampah nonorganik.
"Iya (lebih bahaya) karena justru karbonnya yang cukup tinggi di sini, parameternya lebih dari 100 ppm," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Cilegon Ujang Iing kepada wartawan, Senin (5/8/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Iing mengatakan kebakaran hutan hanya polusi yang ditimbulkan dari dedaunan dan batang pohon. Namun kebakaran TPSA menimbulkan bau menyengat dan menyebabkan sesak napas.
"Iya, pokoknya yang plastik, yang apa, kebakar. Kalau hutan nggak begini baunya, hanya daun-daun saja," ujarnya.
Hal ini pun dikeluhkan warga sekitar, Adam. Dia mengatakan ada warga yang sesak napas karena asap sudah masuk ke rumah warga.
![]() |
"Sudah dari malam Minggu kemarin kebakarannya. Warga sudah ada yang sesak napas. Ini paling parah, Pak. Asapnya sudah ke mana-mana," kata warga sekitar TPSA, Adam.
Ia mengatakan sudah ada sekitar 30 orang yang mengalami sesak napas atau gangguan pada saluran pernapasan.
"Warga sini yang kena sesak napas ada 30-an, dari kemarin kena sesak napas," kata Adam. (rvk/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini