Salah seorang pedagang yang ikannya mati adalah Sugeng. Ikannya mati 10 ekor dan rugi Rp 1,5 juta.
"Kalau pas itu sampai 10 ekor. Itu kalau rugi sekitar Rp 1,5 juta," sebut Sugeng saat ditemui di Pusat Promosi dan Pemasaran Ikan Hias DKI Jakarta, Jalan Sumenep, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (5/8/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sugeng mengatakan tidak bisa menyelamatkan ikan-ikannya karena tidak memiliki genset. Sugeng pun mencari berbagai cara agar mendapatkan aliran listrik.
"Kita pertama itu pakai oksigen, soalnya kita gensetnya nggak ada colokan, nyari colokan susah juga," tutur Sugeng.
"Karena kok ini nggak nyala-nyala (listrik), panik kan, keluar genset, kabelnya nggak ada, akhirnya lari (minjem) ke tempat lain, dapatnya malam," sambungnya.
![]() |
Pedagang lain putar otak untuk menghadapi listrik padam berjam-jam itu. Salah satunya adalah cara yang dilakukan pedagang bernama Ateng.
"Sebagian kalau nggak ada genset, sebagian (ikan) ada yang mati, kalau di sini pakai oksigen, dikantongin dulu, kemarin kebetulan ikan nggak begitu banyak, jadi dioksigen saja," ujar Ateng.
Menurut Ateng, salah satu jenis ikan yang rentan ketika listrik padam adalah ikan koi. Memberi oksigen adalah salah satu cara mengakali ikan tidak mati.
"Masukin plastik saja, kan nungguin kalau ikan sudah naik, sudah ngap (kehabisan oksigen), baru dikantongin, dikasih oksigen, itu sih untuk seharian kuat, umpama dari pagi sampai tengah hari bisa, sore diganti air sama oksigen," kata Ateng.
![]() |
Ikan-ikan Ateng selamat karena dia sigap menggunakan oksigen. Namun dia mengalami rugi karena tidak ada pembeli yang datang ketika listrik padam.
"Alhamdulillah sih, rugi sih paling penghasilannya saja, kan nggak bisa jual. Seharian sih kalau hari Sabtu-Minggu minimal Rp 2 juta karena listrik mati," ujarnya.
Sementara itu, pedagang lainnya, Jamal, sudah menyiapkan genset di kiosnya untuk antisipasi listrik pada dari pengalaman sebelumnya. Meski ikannya tidak ada yang mati, dia harus mengeluarkan Rp 500 ribu untuk biaya bensin gensetnya.
"Biasanya jarang mati lampu lama gitu, paling ya 2-3 jam nyala, ini paling lama. Pernah sekali 5 jam waktu pemadaman Jawa-Bali bergilir. Ini paling lama, hampir 9 jam," ucapnya.
"Buat gensetnya saja hampir bensin hampir Rp 500 ribu, kan pakai Pertamax, SPBU kan nggak terima kita beli pakai jeriken, kita beli eceran lebih mahal kan," imbuh Jamal.
![]() |
Sebelumnya, listrik padam terjadi di sebagian wilayah Banteng, Jakarta, dan Jawa Barat. Listrik padam ini terjadi sejak siang hingga malam pada Minggu, (5/8/2019). Hingga kini pun di sebagian wilayah Jakarta masih mengalami mati listrik.
Listrik Padam, Jokowi ke PLN: Kenapa Tidak Bekerja dengan Cepat? (imk/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini