"Secara aturan, soal rangkap jabatan tak ada aturan yang dilanggar. Partai Golkar sendiri punya banyak pengalaman para ketua umumnya menjabat juga di dalam pemerintahan," kata Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily kepada wartawan, Sabtu (3/8/2019).
Ace mengatakan rangkap jabatan Airlangga tidak seharusnya dipersoalkan karena jabatan di pemerintah dinilainya sebagai bentuk kepercayaan Joko Widodo (Jokowi) terhadap kader Golkar. Ace menepis pernyataan Yorrys yang menyebut partai tak terkonsolidasi karena rangkap jabatan Airlangga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Namun, di bawah kepemimpinan Pak Airlangga Pemilu 2019 ini Partai Golkar berhasil menaikkan elektabilitas menjadi 13 persen. Artinya, sekalipun Pak Airlangga menjadi menterinya Pak Jokowi, tak membuat konsolidasi partai terabaikan. Beliau mampu mengkonsolidasikan kekuatan partai menjadi bangkit kembali walaupun dalam waktu yang sangat singkat, satu tahun lima bulan menuju pemilu," sambungnya.
Jika nantinya Airlangga terpilih kembali menjadi Ketum Golkar dan menteri di kabinet Jokowi jilid II, menurut Ace, hal itu tidak menjadi masalah. Ace mengatakan dengan jabatan di pemerintahan, Golkar bisa lebih maksimal dalam mengaktualisasikan cita-cita idealisme kebangsaan.
"Selagi tidak ada aturan yang membatasinya, tak perlu menjadi persoalan. Keduanya (menjadi ketum dan menteri) dapat berjalan dalam satu nafas dan beriringan untuk kemajuan bangsa Indonesia. Selain itu, kami menyerahkan soal jabatan dalam pemerintahan ini kepada Presiden Jokowi yang memiliki hak prerogatif dalam menentukan kabinet tersebut," tutur Ace.
Yorrys juga menyebut Wakorbid Pratama Partai Golkar Bambang Soesatyo (Bamsoet) yang menurutnya lebih dekat dengan milenial dibanding Airlangga. Ace membela Airlangga yang menurutnya tak sekadar cuap-cuap soal kedetakatannya dengan milenial.
"Soal kedekatan dengan milineal, calon ketum lain tak memiliki rekam jejak yang kuat. Pak Airlangga telah banyak berbuat untuk mendorong kebijakan yang pro-milineal. Sebagai Menteri Perindustrian, Pak Airlangga mendorong konsep industri 4.0. Konsep itu jelas berorientasi pada pembangunan ekonomi yang berbasis digital yang para penggunanya adalah anak-anak muda, para generasi milineal. Pak Airlangga bukan sekadar cuap-cuap," tegasnya.
Sebelumnya, politikus Golkar Yorrys Raweyai mengkritik Airlangga Hartarto, yang menjabat Ketua Umum Golkar merangkap menteri. Menurutnya, hal tersebut membuat partai tak terkonsolidasi dengan baik.
"Airlangga 2 tahun sebagai pembantu presiden. Sehingga partai tidak terkonsolidasi dengan baik," kata Yorrys di Atjeh Connection, Bendungan Hilir, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Sabtu (3/8).
Tonton video Yorrys: Golkar Butuh Rebranding Lewat Leader Baru:
(azr/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini