"Setahu saya Pak Prabowo memang tidak memiliki fobia terhadap Islam, sehingga sangat wajar apabila Pak Prabowo memerankan posisinya untuk menghapus stigma dan label negatif terhadap Islam dan ormas Islam," kata Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) Munarman saat dihubungi, Sabtu (3/8/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang aneh dan berbahaya itu justru ada sekelompok kecil orang yang selalu melakukan black propaganda terhadap Islam dan Ormas Islam serta gerakan Islam. Kelompok ini menjadi pengasong Islamofobia kemana-mana dan sangat benci dengan Islam dan gerakan Islam serta Ormas Islam," lanjut Munarman.
Munarman kemudian bicara soal kelompok pembenci Islam yang menurutnya kerap melakukan adu domba antar umat Islam maupun agama lain. Dia menyebut salah satu caranya kelompok itu yakni menggunakan narasi anti-Pancasila.
"Cara yang paling sering mereka gunakan adalah dengan selalu memfitnah gerakan Islam dan Ormas Islam sebagai anti-Pancasila, anti-NKRI, radikal, intoleran dan berbagai label negatif lainnya. Dalam sejarah Indonesia, dulu di medio akhir tahun 50-an dan awal tahun 60-an, kelompok yang selalu memusuhi gerakan Islam tersebut juga berada di lingkaran kekuasaan. Kerja mereka terus memprovokasi dan kampanye anti-Islam. Dulu label terhadap gerakan Islam juga disebut oleh mereka sebagai anti Pancasila dan kontrarevolusi," jelas Munarman.
"Zaman Orde Baru juga kelompok ini selalu membenturkan umat Islam dengan penguasa dengan label juga anti Pancasila. Nah sekarang, terulang kembali, jadi kita sudah sangat paham siapa kelompok yang bermain di belakang fitnah dan issue ini. Kalau kita, menyebut kelompok tersebut adalah kelompok yang keterbelakangan intelektual dan keterbelakangan mental. Dan keterbelakangan mental karena mereka ini mengidap penyakit alergi mental terhadap Islam. Kalau mendengar kalimat syariah dan lainnya, mereka langsung sakit kepala dan demam meriang," lanjut dia.
Maka dari itu sudah tepat apabila Prabowo yang berperan dalam upaya menepis fitnah dan isu Islamofobia. Sebab, menurut Munarman, Ketum Gerindra itu objektif dan terbebas dari Islamofobia.
"Jadi sudah pada tempatnya bila Pak Prabowo berperan dalam upaya menepis fitnah dan isu Islamofobia tersebut karena Pak Prabowo memiliki cukup informasi yang objektif dan secara mental bebas dari Islamofobia tersebut," kata Munarman.
Tonton Video Tak Hanya soal Pancasila, FPI Juga Akan Dikaji Syariat Islamnya:
(idn/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini