MA Bebaskan Kijang Si Bandar Sabu dari Sulsel

MA Bebaskan Kijang Si Bandar Sabu dari Sulsel

Andi Saputra - detikNews
Jumat, 02 Agu 2019 10:15 WIB
Gedung Mahkamah Agung (Ari/detikcom)
Jakarta - Mahkamah Agung menolak permohonan kasasi jaksa atas terdakwa Syamsul Rijal alias Rijal alias Kijang bin Abdul Hamid. Kijang di kasus itu dituntut 6 tahun penjara atas kasus peredaran narkoba lintas negara Malaysia-Indonesia.

Kasus bermula saat empat anak buah Kijang ditangkap terkait peredaran 3,4 kg sabu pada 2016. Sejak saat itu, status Kijang menjadi buron. Dua tahun berlalu, Kijang ditangkap saat hendak kabur ke Malaysia.

"Kita amankan pada Kamis, 17 Mei 2018, di wilayah Nunukan, Kalimantan Utara. Dia sangat lincah dan gesit, makanya dijuluki si Kijang. Tidak ada perlawanan saat ditangkap," kata Ditresnarkoba Polda Sulsel Kombes Hermawan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Atas kejahatannya, Kijang duduk di kursi pesakitan. Jaksa menuntut Kijang melakukan permufakatan jahat menjadi perantara dalam jual-beli narkotika golongan I dalam bentuk bukan tanaman sebagaimana diatur dalam Pasal 114 ayat (2) juncto Pasal 132 ayat (1) UU RI Narkotika dan meminta hakim menjatuhkan pidana terhadap terdakwa dengan pidana penjara selama 6 tahun penjara dikurangi selama terdakwa ditahan dan denda sebesar Rp 1 miliar subsider 2 bulan kurungan.

Namun, pada 8 Januari 2019, PN Makassar membebaskan Kijang dari segala dakwaan.

"Bahwa dakwaan di surat dakwaan jaksa penuntut umum itu tidak terbukti secara sah dan meyakinkan sebagai ketentuan hukum. Jadi artinya pembuktian minimum dua alat bukti (saksi) dan keyakinan hakim sebagaimana Pasal 183 KUHAP itu tidak terpenuhi," kata pejabat humas PN Makassar, Bambang Nurcahyono.

Vonis bebas itu membuat polisi kecewa. Sebab, sudah ditangkap, Kijang malah dibebaskan.

"Pastilah (kecewa). Artinya, ini kan jelas jaringan. Kalau disuruh semua mengaku jaringan, tidak mungkin mengaku, tapi dari awal ini kan semua sudah ada bukti-buktinya lengkap," ujar Kombes Hermawan.

Atas hal itu, jaksa mengajukan kasasi. Apa kata MA?

"Tolak," demikian bunyi putusan yang dilansir website MA, Jumat (2/8/2019). Perkara nomor 1624 K/PID.SUS/2019 itu diadili oleh ketua majelis Prof Surya Jaya dengan anggota Margono dan Gazalba Saleh. Putusan itu diketok pada Senin (29/7) kemarin.

Di kasus itu, Polda Sulsel memecat anggotanya yang terlibat dalam jaringan narkoba Kijang. Anggota Polda berinisial Briptu SD itu ditangkap karena sempat menjadi kurir narkoba Kijang. (asp/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads