"Hingga kini transmigrasi menjadi fokus kajian peneliti dalam dan luar negeri, seperti dari Jepang, Perancis, Amerika Serikat, yang datang mengkaji dokumen kebijakan, peta kawasan, serta mewawancarai transmigran," ujar Eko, dalam keterangan tertulis, Kamis (1/8/2019).
Dalam Rapat Koordinasi Nasional Transmigrasi di Jakarta itu, Eko mengungkapkan, program transmigrasi selama ini telah berhasil membentuk 2 provinsi baru, 104 kabupaten baru, 335 kecamatan dan 1.336 desa definitif baru. Menurutnya, transmigrasi tak hanya berhasil meningkatkan ekonomi para transmigran dan penduduk lokal, namun juga berhasil memajukan wilayah tujuan transmigrasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Eko menambahkan, lahan produktif di kawasan transmigrasi tersebut mencakup 1.001.070 hektare sawah, 310.332 hektare lahan jagung, 1.144.080 perkebunan sawit, dan 429.030 hektare perkebunan karet.
"Pendapatan penduduk di kawasan transmigrasi ini mencapai Rp 17 triliun per tahun," ungkapnya.
Menurut Eko, sepanjang pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 telah terpenuhi karena dibantu oleh banyak kementerian. Capaian tersebut adalah dengan terbangunnya 140 kawasan transmigrasi sebagai sumber produksi pangan nasional, dan terbentuknya 20 kawasan perkotaan baru.
"Kita juga bekerja sama dengan swasta untuk mempercepat pembangunan kawasan transmigrasi," ujarnya.
Informasi lainnya dari Kemendes PDTT bisa dilihat di sini. (ega/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini