Setelah sempat dihentikan sementara karena kondisi gelap pada Rabu (31/7/2019) malam, proses pencarian kembali dilanjutkan pagi ini oleh Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) wilayah III Ciamis, bersama tim dari Taman Safari Indonesia serta para relawan.
Kepala Seksi Konservasi Wilayah VI Tasikmalaya Bidang Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Wilayah III Ciamis Didin Syarifudin mengatakan, proses pencarian dilanjutkan pada Kamis (1/8) pagi. Petugas juga disiagakan di sekitar permukiman warga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikatakan Didin, pada pencarian sebelumnya masyarakat yang berkumpul membuat satwa takut dan kabur. Untuk itu, pada pencarian kali ini pihaknya mengimbau masyarakat tidak terlalu dekat dengan lokasi, sehingga tim bisa konsentrasi di lokasi pencarian.
"Pencarian kali ini akan lebih efektif. Kita sudah datangkan bantuan tim dari Taman Safari Indonesia," kata Didin.
Macan tutul tersebut kini belum bisa diprediksi keberadaannya. Namun petugas masih akan melakukan pencarian di area perkebunan warga. Proses pencarian kali ini pertama dengan melakukan pelacakan jejak macan.
Meski belum mengetahui asal usul macan tutul tersebut, Didin menyebut macan harus ditangkap dan dipindahkan ke habitatnya. Supaya tak terjadi konflik antara satwa dengan manusia.
"Akan berusaha terus upaya penangkapan. Yang penting masyarakat selamat dan satwa berhasil dievakuasi," ucapnya.
Sejauh ini belum ada warga yang melapor kerugian, atau ternak yang dimangsa macan tersebut. Meski demikian, warga merasa khawatir dan takut dengan keberadaan macan tersebut, karena lokasi perkebunan tak jauh dari permukiman warga.
Sebelumnya diberitakan, Seekor macan tutul muncul di perkebunan warga, Kampung Badeung, Desa Gunajaya, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Penampakan macan tutul bertengger di pohon aren ini menghebohkan warga setempat. Sebab kali pertama ini macan keliaran di permukiman warga. (ern/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini