Semarang Terus Berinovasi dalam Mewujudkan Kota Sehat 2019

Semarang Terus Berinovasi dalam Mewujudkan Kota Sehat 2019

Faidah Umu Sofuroh - detikNews
Rabu, 31 Jul 2019 21:35 WIB
Foto: Dok Pemkot Semarang
Jakarta - Kota Semarang lolos verifikasi dokumen dalam penilaian Kota Sehat dan melaju ke tahap verifikasi lapangan. Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi bersyukur saat tim verifikasi penilaian Kota Sehat memberitahukan hasil verifikasi dokumen di Gedung Moch Ichsan, Balaikota Semarang.

Lelaki yang akrab disapa Hendi ini mengatakan bahwa tujuan Kota Semarang menjadi Kota Sehat adalah mutlak karena memberikan output berupa kesehatan masyarakat yang semakin baik dan meningkat.

"Seperti dengan dibentuknya Forum Kota Sehat dan alokasi dari APBD sebesar 50 juta di setiap Kelurahan dimaksudkan untuk menampung masukan guna penyusunan kebijakan selanjutnya agar kota Semarang menjadi bersih dan sehat," tutur Hendi dalam keterangan tertulis, Rabu (29/7/2019).


Hendi bersama Ketua Forum Kota Sehat, Krisseptiana berupaya mendorong kotanya meraih predikat Kota Sehat Swasti Saba Wistara. Hal itu menjadi penting karena selama ini sektor kesehatan menjadi salah satu fokus utama dalam pembangunan di Kota Semarang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Inovasi-inovasi di bidang kesehatan terus dikembangkan oleh Kota Atlas ini. Beberapa inovasi tersebut antara lain jaminan kesehatan masyarakat atau Universal Health Coverage (UHC), Si Cepat Ambulans Hebat, Konter atau Konsultasi Dokter, Puskesmas Tanpa Antrian Kota Semarang (Pustaka), dan layanan darurat 112. Selain itu, terbentuknya Forum Kota Sehat juga menjadi salah satu inovasi mewujudkan Semarang sebagai Kota Sehat Swasti Saba Wistara.

Ia menambahkan, konsep bergerak bersama yang diusungnya selama ini memberikan dampak positif terhadap pembangunan kota. Seperti perubahan lingkungan kelurahan yang semula kumuh kini menjadi cantik melalui kampung tematik. Perubahan sejumlah ruang terbuka hijau (RTH) seperti Taman Pandanaran, serta pembangunan Pasar Johar dan alun-alun yang secara otomatis mampu merubah wajah kota secara signifikan.

Sementara itu, Ketua Forum Kota Sehat, Krisseptiana menjelaskan bahwa Forum Kota Sehat yang dilaunching tahun 2014 ini ditujukan untuk menunjang rencana pembangunan daerah 2016-2021 dengan mengusung Semarang sehat, cerdas, tangguh, dan berdaya saing. Setelah memperoleh predikat Padapa pada 2015 dan Wiwerda pada 2017, saat ini Kota Semarang masuk ke tahap verifikasi lapangan untuk Swasti Saba Wistara 2019.

"Untuk itu, Kota Semarang telah dinyatakan lolos masuk ke dalam 7 kriteria tatanan yaitu kawasan pemukiman, sarana dan prasarana umum, sarana lalu lintas tertib dan pelayanan transportasi, kawasan pertambangan sehat, kawasan pariwisata sehat, kawasan pangan dan gizi, kehidupan masyarakat yang sehat dan mandiri, serta kehidupan sosial yang sehat," terang wanita yang akrab disapa Tia tersebut.

Selain itu, indikator penilaian yang lain di antaranya tercapainya Semarang ODF pada 2018, menurunnya angka penderita demam berdarah serta angka kematian ibu dan bayi. Tia berpendapat, menurunnya angka DBD didukung oleh adanya program Si Centik atau Siswa Cari Jentik dengan bekerja sama dengan sekolah-sekolah.

Tak hanya itu, tiap kelurahan juga telah digerakkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), senam mandiri, pilah sampah, penghijauan, biopori, dan pembuatan ecobrik, pembentukan pariwisata sehat melalui desa wisata, dan pelaksanaan urban farming.

"Dalam implementasinya, kita bersinergi dengan berbagai elemen masyarakat seperti PKK, FKS, akademisi, dan lembaga lain dengan melakukan pendampingan wilayah guna menurunkan angka kejadian demam berdarah yang menjadi persoalan di Kota Semarang," ungkap istri Hendi tersebut.

Menurunnya angka kasus DB sebesar 50% merupakan dukungan masyarakat terhadap program pemerintah. Tia menyebutkan bahwa Forum Kota Sehat juga melakukan sosialisasi melalui berbagai media, antar forum di kelurahan agar program dan inovasi kami terpublikasi dengan baik.


Ketua tim penilai yang merupakan Direktur Kesehatan Lingkungan, Kemenkes RI, dr Imran Agus Nurali Sp KO menyebutkan bahwa penilaian ini bukan sebagai kompetisi antar kabupaten/kota melainkan kompetisi bagi kabupaten/kota terkait bagaimana sebuah kota memperbaiki diri di bidang kesehatan sejak 2 tahun yang lalu. Sehingga dampaknya dapat menjadikan masyarakat yang hidup di kotanya menjadi lebih sehat, nyaman dan mandiri.

"Saya mengapresiasi apa yang telah dilakukan Kota Semarang. Di mana telah menurunkan angka kematian ibu dan bayi serta angka penderita demam berdarah melalui keterlibatan semua unsur lintas sektor. Seperti menggerakkan masyarakat melalui PKK dan kegiatan di masyarakat yang difasilitasi oleh OPD sehingga terjadi titik temu antara bottom up di masyarakat dan top down di pemerintah daerah," pungkasnya. (ega/ega)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads