Risma awalnya menjelaskan soal pengelolaan sampah di Surabaya dengan memakai anggaran Rp 30 M. Dia berbicara soal alat pengontrol.
"Jadi saya punya alat ya, yang bisa kontrol. Jadi apakah sampah ini di TPS ini bisa terangkut jam yang sama. Kedua, memang karena saya ada banyak taman, 400-an taman kalau rawat kimia itu mahal sekali, makanya saya buat rumah kompos-kompos itu jumlah banyak sekitar 28. Ini yang mengurangi sampah yang kita buang ke TPA sehingga hasil kompos itu untuk rawat taman," kata Risma di Soehanna The Energy Building, Jakarta, Rabu (31/7/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Surabaya ada tempat pembuangan akhir di TPA. Setiap tahun jumlah penduduk Surabaya naik tapi sampahnya turun. Sampah turun karena terus terang saya kebanyakan turun karena selalu bayar tipping fee. Kalau jumlahnya semakin banyak, bayarnya semakin besar karena itu kita harus tekan," sebut dia.
Baca juga: Soal Sampah di Jakarta, Risma: Medeni |
Selanjutnya, Risma berbicara soal pengendalian pengeluaran untuk BBM truk sampah dan mobil sejenis lainnya. Dia juga menjelaskan soal peran penyapu jalan.
"Nah itu pertama. Kedua kelola bener, tiap hari per menit berapa jumlah BBM yang dikeluarkan untuk truk karena itu saya ada alat pengendali pengeluaran, termasuk misalkan berapa jumlah penyapu jalan di sini di jalan ini protokol. Dia kita akan bayar UMK sesuai undang-undang, bekerja 8 jam istirahat 1 jam. Nah itu kita hormati tapi kerja 8 jam dengan jaminan 3K," jelas Risma.
Risma mengatakan pengelolaan sampah di Surabaya bisa hanya dengan anggaran Rp 30 M karena dua hal. Dua hal itu membuat pengelolaan sampah di Surabaya efisien.
"Itu kita pantau betul kuncinya di monitoring dan kontrol sehingga mungkin efisien. Dan karena sampah itu turun, dan kemudian kita gunakan alat konvektor untuk angkut sehingga anggaran kita semakin lama semakin turun," tutur Risma.
Risma menegaskan cara pengelolaan sampah di Surabaya bisa diterapkan di DKI Jakarta. Alasannya, DKI Jakarta menurut Risma punya uang.
"Ya bisalah, wong Jakarta punya uang kok, Jakarta punya uang," ucap Risma.
"Iya (anggaran sampah di Surabaya) operasionalnya 30 (Rp 30 miliar), itu besar untuk orang Surabaya," jelas Risma. (gbr/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini