"Personel yang terlatih dan alat yang kita siapkan ini sudah siap saat menghadapi musim kemarau. Mereka semua terlatih dan dibekali dengan peralatan lengkap," tegas Fire Operation Management Head Sinar Mas Forestry Region Palembang, Mares Prabadi, Selasa (30/7/2019).
Dikatakan Mares, saat masuk pada musim kemarau, seluruh personel terlatih siap untuk diterjunkan. Bahkan tidak ada lagi tim pemadam kebakaran yang boleh cuti sampai puncak musim kemarau selesai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, jika sudah memasuki musim hujan, Mares bersama personel lain juga melakukan latihan rutin. Sebab, tim pemadam yang berjumlah 799 itu sudah jadi ujung tombak di seluruh perbatasan area konsesi perusahaan.
"Saya dan teman-teman tidak ada yang boleh cuti kalau sudah musim kemarau begini. Sedangkan masuk musim hujan, tim melakukan latihan rutin supaya fisik mereka tetap terjaga," katanya.
Tak hanya mengandalkan fisik personel saja, tim yang tangguh disebutnya juga harus dilengkapi peralatan, mulai sepeda motor, speedboat, mobil damkar, mobil patroli, pos dan kamera pantau sampai helikopter untuk water bombing.
Seluruh peralatan disiapkan perusahaan dalam mendukung program Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dalam upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan. Bahkan dengan adanya target Sumatera Selatan bebas asap pasca-Asian Games 2018.
"Kami sudah komitmen sama Pemprov, sama-sama menjaga wilayah agar tidak terjadi kebakaran. Sekecil apa pun itu ya harus padamkan dan jika apinya sudah padam, tim kembali melanjutkan patroli di sekitar perbatasan lahan konsesi kita," kata Mares.
Sebagai keseriusan, APP Sinar Mas juga telah menggelontorkan dana Rp 300 miliar untuk mencegah karhutla di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir. Sebab, wilayah tersebut menjadi daerah rawan terjadi karhutla dalam skala besar.
"Catatan kita, kalau wilayah gambut OKI terbakar, bisa memicu tempat lain, sehingga kami mencegah wilayah tidak terbakar. Kalau terbakar, cepat kami atasi agar tidak meluas," imbuh Mares.
Berdasarkan data dan laporan masuk ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, tercatat sepanjang 2019 sudah ada 140 hektare lahan yang terbakar. Lahan terbakar itu tersebar di sembilan kabupaten.
Sementara itu, desa rawan karhutla, tercatat ada 300 desa yang rawan dan kini masih dipantau. Pemantauan sendiri dilakukan tim gabungan TNI, Polri, BPBD, hingga masyarakat peduli api.
Simak Juga 'Musim Kemarau dan Udara Jakarta yang Tak Sehat':
(ras/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini