"Partai kami sangat 'seksi', setiap isu Partai Golkar mendapat perhatian dan kami juga terbiasa mengelola konflik. Tanpa ada konflik, itu bukan Partai Golkar. Yang penting adalah di mana konflik itu bisa dikelola dan kita survive dan itu menjadi lebih baik lagi," ujar Christina Aryani dalam diskusi Jaringan Aktivis Muda Golkar 'Siapa Layak di Pucuk Beringin' di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa (30/7/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nah, akhir-akhir ini kita lihat ada aspirasi untuk maju itu semua kita hargai karena Partai Golkar ini demokratif. Kita punya banyak pemimpin hebat banyak tokoh-tokoh kader yang ke depannya harusnya bisa memimpin," ucapnya.
Oleh karena itu, dia meminta agar kontestasi Bamsoet dan Airlangga Hartarto tidak menjadi isu yang terus diperbincangkan. Christina menegaskan, secara internal, Golkar mendorong siapa pun kader yang ingin menjadi caketum.
"Saya minta hanya satu agar teman-teman media membicarakan secara proporsional karena jadi lucu, kalau berita ini digoreng-goreng jadinya lucu. Kita coba proporsional. Semua terbuka. Nanti munas dibuka Desember, semua kita dorong untuk maju. Ada teman saya, Mensos (Agus Gumiwang), juga potensi untuk maju. Ada Bamsoet punya potensi untuk maju. Ada Ridwan Hisjam," katanya.
"Masih banyak lagi, inilah tolong diberitakan dengan seimbang karena kami di dalam juga besok juga pasti ketawa-ketawa lagi setelah semua ini lewat. Jangan memberikan tontonan atau edukasi yang kurang pantas dalam politik," lanjut Christina.
Simak Juga 'Jelang Munas, 'Beringin' Memanas':
(gbr/fjp)