Ilyas (85) dan Warniah (75), orang tua Carmi memendam rasa kekhawatiran hingga puluhan tahun lamanya. Ilyas menceritakan Carmi berangkat ke Arab Saudi pada tahun 1988. Carmi diberangkatkan melalui sponsor dan PT Umah Sejati Alwidah Jaya Sentosa.
"Perusahannya sudah lama tutup. Saya ingat anak saya itu berangkat setelah lulus SD. Belum punya KTP, pakai surat keterangan. Yang mengurus itu pihak sponsor, ya sponsornya sudah meninggal," kata Ilyas, Senin (29/7/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ilyas sempat berkomunikasi dengan Carmi. Namun komunikasi dengan putrinya itu hanya berlangsung selama tiga tahun. "Tahun ke empat sampai ke enam tidak ada kabar," kata Ilyas.
Ia yang saat itu dirundung kekhawatiran terhadap putrinya langsung mendatangi PT Umah Sejati. Melalui perusahaan tersebut, Ilyas bisa berkomunikasi dengan Carmi.
"Itu tahun ke tujuh anak saya di sana. Setelah itu tidak ada kabar lagi, sampai sekarang," kata Ilyas.
Kini ia masih menanti kabar putrinya yang menjadi pahlawan devisa. Jika dihitung tahun keberangkatan yakni 1988, artinya Carmi sudah bekerja selama 31 tahun. Ilyas sudah lebih dari 24 tahun menanti kabar Carmi.
"Carmi bekerja di Kota Riyad Arab Saudi di rumah majikannya yang bernama Suud bin Hudaiban dan Habibah, nama majikan perempuannya. Sudah berusaha tapi belum juga ada kabar baik," ucap Ilyas.
Menurut Ilyas, berulang kali kelaurga meminta bantuan kepada KBRI, pengacara bahkan hingga kiai. Ilyas meyakini anaknya masih hidup. "Saya sih yakin anak saya masih hidup di sana," kata Ilyas.
Warniah, ibu kandung Carmi hanya bisa meneteskan air mata saat suaminya, Ilyas menceritakan nasib putrinya. "Sudah 31 tahun tidak pulang. Saya hanya bisa berdoa setiap hari," ucap Warniah.
![]() |
Pihak keluarga masih menyimpan dokumen keberangkatan Carmi ke Arab Saudi. Keluarga yakin Carmi bisa dipulangkan. (tro/tro)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini