"Terkait dukungan, kita sudah 460 lebih (DPD) dan masih mengalir. Sama kira-kira angkanya dengan Pak Airlangga. Nanti tinggal pembuktiannya secara bebas di lapangan munaslah," kata Bamsoet usai menghadiri acara Rapimnas II Soksi 2019 di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Minggu (28/7/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekarang yang dibutuhkan adalah kapan kita munasnya, kapan kita plenonya, kapan kita mempersiapkan rapimnasnya sebagai bentuk pertanggungjawaban pengelolaan partai dan hasil yang sudah dicapai oleh partai dalam pemilu kemarin," ucap Bamsoet.
Bamsoet menuturkan ukuran berhasil atau tidaknya sebuah partai nampak pada hasil perolehan suara di pemilu. Evaluasi terkait perolehan suara di Pileg 2019, tambah Bamsoet, diperlukan agar Golkar dapat berlaga dengan prima di Pemilu 2019.
"Karena ukuran berhasil atau tidaknya partai politik adalah di pemilu. Kita semua sudah bekerja keras, itulah hasilnya yang kita capai. Yang terpenting adalah apa hambatan-hambatan yang kita hadapi, kendalanya apa, lalu kita carikan jalan keluarnya untuk 2024," tutur Bamsoet.
Masih kata Bamsoet, salah satu hal yang menghambat keberhasilan Golkar adalah berkurangnya perolehan suara saat Pileg. Bamsoet juga menyinggung soal kurangnya jumlah saksi dari partainya saat pemungutan suara di TPS.
"Agar peristiwa yang membuat suara Golkar berkurang, bisa kita atasi jauh-jauh hari. Misalnya soal konsolidasi dan koordinasi terkait dengan saksi-saksi Partai Golkar atau saksi-saksi di setiap TPS-TPS. Karena hampir sebagian daerah tidak ada saksi Partai Golkar," ujar Bamsoet.
"Lalu bagaimana agar tidak terulang kembali? Pendistribusian uang saksi yang pusat janjikan kepada daerah, itu evaluasi penting untuk menjaga agar suara Golkar tidak turun lagi di pemilu mendatang," tandas Bamsoet.
Simak Juga 'Jelang Munas, 'Beringin' Memanas';
(aud/zak)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini