Hal itu dikatakan Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Barat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Nia Haerani di Pos Pemantauan PVMBG Tangkuban Parahu, Jumat (26/7/2019) malam.
Kali ini tinggi kolom abu teramati kurang lebih setinggi 200 meter. Kolom abu terlihat kelabu dan bergumpal dengan durasi 5 menit 30 detik. Erupsi ini terekam seismogram dengan amplitudo maksimum 38 mm.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nia mengatakan, erupsi Tangkuban Perahu yang terjadi pada Februari dan Oktober 2013 tak didahului kegempaan vulkanik.
"Hanya gempa hembusan. Karena itu yang terjadi saat ini kami tafsirkan erupsi fraktik. Dari segi intensitas dia tidak akan membesar, Mudah-mudahan tak terjadi yang lebih besar dari itu," ujar Nia.
Ia pun mengimbau agar masyarakat mewaspadai sebaran abu vulkanik yang mungkin terbawa angin. "Abu berbahaya kalau terhisap, karena mengganggu sistem pernafasan. Kami sarankan daerah yang terdampak untuk menggunakan masker agar tak mengganggu kesehatan," katanya. (tro/tro)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini