Pengamat Politik UGM Nilai Ada Kecenderungan Gerindra Masuk Koalisi Jokowi

Pengamat Politik UGM Nilai Ada Kecenderungan Gerindra Masuk Koalisi Jokowi

Noval Dhwinuari Antony - detikNews
Kamis, 25 Jul 2019 10:11 WIB
Pertemuan Megawati-Prabowo (Foto: Istimewa)
Jakarta - Pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Arie Sudjito, menilai ada kecenderungan Gerindra masuk ke koalisi Jokowi seusai pertemuan Prabowo Subianto dengan Megawati Soekarnoputri. Dia pun mengkritik Gerindra yang cenderung akan masuk ke koalisi Jokowi.

"Sekarang ada kecenderungan kalau misal Gerindra mau masuk ke kekuasaan, nah apa gunanya kemarin kompetisi dalam pemilu yang sampai berdarah-darah begitu?" ujar Arie saat dihubungi, Rabu (24/7/2019).

Menurutnya, sistem demokrasi Indonesia akan mengalami hambatan yang serius jika benar nantinya Gerindra akan masuk ke koalisi Jokowi. Sebab, tidak ada oposisi yang kuat yang berada di luar pemerintahan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang kedua pertanggungjawaban ke publik atas kontestasi (pilpres) kemarin itu cenderung disederhanakan hanya karena kecenderungan membentuk oligarki dalam politik. Ini menurut saya agak menurun dalam konteks ini," katanya.

Arie mengatakan yang terpenting saat ini adalah jangan sampai formasi politik ditunjukkan dengan mayoritas parpol masuk ke kekuasaan.

"Artinya kayak Gerindra, PKS, PAN, ya di luar. Ini menguji tentang konsistensi dalam politik. Ini kalau kemudian semua ke situ, masuk dalam gerbong itu ini akan meneguhkan oligarki," tuturnya.

"Saya kira ini tantangan serius yang harus dikritisi, karena kalau kekuasaan ini nanti ke situ semua menurut saya demokrasi kita hanya selesai di level pemilu, padahal ini harus berlangsung selama 5 tahun ke depan," lanjutnya.


Arie lalu menyinggung zaman pemerintahan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), ketika ada peran PDIP sebagai oposisi. Menurutnya, hal itu membuat politik di Indonesia menjadi baik karena ada keseimbangan.

"Tapi kalau kemudian Gerindra masuk, dan itu dianggap hal biasa, saya yakin kok publik nanti pemilih ini kan jadi hilang. Apalagi kemarin kontestasi yang berdarah-darah, kasus hoax, hate speech, dan sebagainya ini seolah-olah hilang begitu saja. Ini kan tidak ada, seolah-olah demokrasi yang selesai di level pemilu semata setelah itu nggak ada," imbuhnya.


Simak Video "Setelah Megawati, Koalisi Jokowi-Ma'ruf Ingin Temui Prabowo?"

[Gambas:Video 20detik]

(nvl/azr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads