"Rusia sungguh berniat untuk berupaya mengintervensi pemilu kita," tutur Wray kepada Komisi Kehakiman Senat AS, seperti dilansir AFP, Rabu (24/7/2019).
"Pandangan saya adalah, hingga mereka berhenti, mereka belum cukup jera," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peringatan ini disampaikan Wray sekitar 16 bulan sebelum pemilihan presiden atau pilpres AS kembali digelar tahun depan.
Diketahui bahwa intelijen AS dan penyelidikan yang dilakukan penasihat khusus Robert Mueller telah mencatat upaya luas dari intelijen Rusia dan kelompok media sosial Rusia yang bernama Internet Research Agency dalam membantu Presiden Donald Trump dan merugikan kandidat Demokrat, Hillary Clinton, dalam pilpres AS tahun 2016 lalu.
Laporan Mueller yang dirilis April lalu mencatat serangkaian upaya besar-besaran oleh tim kampanye Trump untuk bekerja sama dengan Rusia demi meningkatkan kesempatan kemenangan pengusaha real-estate itu dalam pillpres 2016.
Dengan Mueller dijadwalkan untuk memberikan keterangan di hadapan Kongres AS pada Rabu (24/7) waktu setempat soal penyelidikan yang dilakukannya, Trump terus membantah adanya campur tangan Rusia dalam pilpres AS atau soal kemenangannya yang dibantu asing.
Saat bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin di sela-sela KTT G20 di Osaka, Jepang, bulan lalu, Trump melontarkan lelucon soal isu intervensi Rusia dalam pilpres 2016. Ketika duduk di sebelah Putin, Trump berkelar sambil mengacungkan telunjuknya. "Jangan campuri pemilu, pak Presiden, jangan campuri," ucap Trump saat itu.
(nvc/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini