Investigator penerbangan KNKT Henry Poerborianto mengaku belum bisa memastikan lamanya waktu investigasi. Saat ini pihaknya tengah mengumpulkan data dari beberapa pihak, termasuk penyelidikan terhadap bangkai pesawat tersebut.
"Untuk beberapa bulannya tergantung kasusnya. Kalau rumit bisa sampai satu tahun. Tapi kalau tidak (rumit), bisa lebih cepat," kata Henry kepada detikcom, Rabu (24/7/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihaknya akan meminta keterangan beberapa pihak seperti dari operator pesawat dan pemandu lalu lintas udara. Sementara itu, untuk penyelidikan lebih lanjut puing-puing pesawat bakal diboyong ke Bandara Cakrabuana Kota Cirebon.
"Puing-puing pesawat kita akan bawa ke Cirebon (Bandara Cakrabuana)," kata Henry.
KNKT mengaku belum bisa memastikan penyebab jatuhnya pesawat latih Cessna yang diawaki dua siswa dari Angkasa Aviation Academy (AAA) Pilot School Cirebon itu. "Masih kita periksa detilnya. Belum bisa kita jelaskan secara rinci. Nanti akan ada laporan awal, bentuknya hanya faktual bukan analisis," katanya.
Sekadar diketahui, pesawat latih Cessna milik anak perusahaan Lion Air jatuh di Sungai Rambatan Cimanuk, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Senin (22/7/2019). Pesawat latih PK-WUG jenis Cessna 172 itu diawaki dua siswa dari AAA Pilot School Cirebon yakni Muhammad Salman Alfarisi dan Arthur Arfa.
Arthur selamat dalam kejadian nahas itu. Kedua siswa sekolah penerbangan tersebut mencoba menyelamatkan diri saat posisi pesawat sudah terjatuh ke sungai. Arthur diselamatkan salah seorang warga yang berada di lokasi kejadian. Namun Salman tak sempat tertolong. Calon pilot tersebut hilang terseret arus sungai dan ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
Jenazah Salman Awak Cessna Tiba di Rumah Duka:
(tro/tro)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini