Selain tumbuh, kopi yang di tanam di Lapas khusus narkoba ini dapat berbuah, dipanen, hingga dikemas dan dipasarkan melalui situs jual beli online. Produk kopi yang dihasilkan dinamai Kopi Murni Lapas Narkotika Jelekong.
Berawal pada Tahun 2016 lalu, sekitar 150 bibit tanaman kopi jenis robusta dari Gunung Halu, Kabupaten Bandung Barat, dibawa ke Lapas Jelekong sebagai media edukasi para warga binaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
detikcom berkesempatan masuk ke dalam Lapas Jelekong untuk melihat ratusan pohon kopi yang tumbuh di lingkungan lapas. Pohon-pohon kopi itu berbuah lebat namun belum waktunya untuk dipanen.
Gungun mengatakan, bibit kopi yang dulunya hanya disimpan di polybag dan ditanam di lingkungan lapas kini sudah berbuah dan bisa dipanen. Menurutnya sekitar enam bulan lalu pohon kopi yang ditanam di Lapas Jelekong mulai berbuah dan satu bulan lalu terakhir dilakukan panen.
"Hasilnya lumayan banyak. Semua proses pengolahan dilakukan secara manual," katanya.
![]() |
Selesai disangrai, lalu ditumbuk dan menghasilkan kopi bubuk siap konsumsi. Agar dapat dipasarkan, bubuk kopi tersebut dibungkus menggunakan kemasan plastik yang masing-masing beratnya sekitar 1,5 ons. "Dari proses penjemuran hingga siap dipasarkan waktunya sekitar satu Minggu," ucapnya.
"Kita bangga, begitu kita sharing dengan ahli kopi kualitasnya harus ditingkatkan lagi. Setelah ini, komunitas barista mau datang ke sini mau berikan pelatihan pengolahan sampai pengemasan dan pemasaran kepada warga binaan. Mudah-mudahan saja setelah mereka keluar dari sini bisa menjadi pengusaha kopi," ucapnya.
Menurut Gungun, di Indonesia hanya Lapas Jelekong satu-satunya yang membudidayakan tanaman kopi. "Setahu saya hanya ada di sini, sebelumnya saya belum melihat lapas ditanami kopi, paling ada yang berternak atau tumbuhan jenis sayur," ujarnya. (tro/tro)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini