Hal itu merupakan kesepakatan hasil pertemuan dengan CEO Plastic Energy Carlos Monreal di London, Inggris, Senin (22/7/2020). Pertemuan itu juga dihadiri oleh Wali Kota Bogor Bima Arya, Asda II Pemprov Jabar Eddy Nasution, Ketua Kadin Jabar Tatan Pria Sudjana, dan Dewan Eksekutif Tim Akselerasi Pembangunan (TAP) Jabar Ridwansyah Yusuf Achmad.
"MoU sudah kita buat lama. Hari ini kita sepakati langsung dengan CEO-nya, kita akan menyediakan lahan untuk mereka (Plastic Energy) sewa, mempercepat proses perizinan, lalu kita sediakan sampah plastik di luar botol plastik untuk diolah menjadi energi berupa green diesel," tutur RK.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk tahap awal kita bangun di Bogor dan Bandung Raya," katanya.
Lokasi di Bogor berada di kawasan Galuga seluas 20 hektare, dan Bandung Raya di kawasan Gedebage sekitar 10 hektare. Nilai investasi satu lokasi mencapai 45 juta USD atau Rp 630 miliar, yang artinya untuk lima lokasi totalnya sekitar Rp 3 triliun.
RK menargetkan pengkajian hingga proses perizinan selesai akhir tahun ini, sehingga pembangunan sudah bisa dimulai Januari 2020. Menurut RK, proyek pengolahan sampah plastik ini menjadi solusi masalah sampah plastik yang selama ini dikeluhkan, terutama pencemaran Sungai Citarum dan juga laut. Ia menegaskan sudah menyampaikannya pada Presiden Jokowi dan disetujui.
"Selama ini kan kita mengkampanyekan pemilahan sampah plastik, namun kemana sampah plastik yang sudah dipilah itu belum ada solusinya. Nah dengan adanya plastic energy jadi teratasi," tuturnya.
Selain itu, pihak investor juga tidak membebankan tipping fee bagi Pemda. "Ini kabar baik karena selama ini kan tipping fee jadi persoalan," ucap RK.
![]() |
"Ini pertama di Asia Tenggara," kata RK.
CEO Plastic Energy Carlos Monreal menyatakan dari satu ton sampah plastik menghasilkan 85 liter biodiesel. "Green diesel yang dihasilkan bisa dipakai untuk mobil, truk. Truk pengangkut sampah pakai ini juga," katanya.
Plastic Energy sesuai kontrak akan turut membantu feasibility study proyek ini. Ia berharap proses perizinan yang lainnya segera selesai. "Kami bisa mulai bangun konstruksi awal 2020," ujar Carlos Monreal.
Sementara itu, Wali Kota Bogor Bima Arya menyatakan proyek ini sejalan dengan kebijakan pemilahan sampah. "Kita jadi punya rantai pemilahan sampah sampai ujung," ucapnya.
Bima menyatakan segera setelah pulang dari Inggris akan berkoordinasi dengan Pemkab Bogor. Sebab untuk pemenuhan kebutuhan sampah plastik 100 ton per hari, belum bisa dipenuhi kalau hanya mengandalkan Kota Bogor.
"Sampah plastik kita per hari 84 ton," kata Bima.
Simak Juga 'WWF Indonesia Apresiasi Gerakan Milenial Anti Plastik':
(ern/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini