Pria yang akrab disapa Rudy itu mengaku sudah lama memerintahkan agar pohon-pohon tua dan mati agar segera ditebang. Termasuk pohon yang menimpa bocah bernama Kaivan Azzam Nur Ridho itu.
Pohon jenis palem yang tumbang di simpang empat Purwosari kemarin, Minggu (21/7) memang sudah tua. Bahkan daunnya sudah tidak tumbuh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ternyata, kata Rudy, banyak petugasnya yang tidak berani menebang pohon. Sebab seringkali saat petugas menebang pohon didatangi sekelompok orang yang mengaku sebagai pecinta lingkungan.
"Kami mau menata pohon didatangi sekelompok orang, batal ditebang. Saya berulang kali tegaskan kalau tidak berani menebang, saya tunggoni (tunggui) langsung," kata dia.
Dia juga mengritik para pegiat lingkungan yang menurutnya hanya asal protes. Politisi PDIP itu memastikan dirinya melakukan penebangan pohon sesuai ketentuan.
"Kalau sudah seperti ini coba mana suaranya yang suka berkomentar minor? Saya kalau tebang satu itu menanam 10 pohon, tidak akan saya menggunduli Solo," tegasnya.
Selebihnya, Rudy mengucapkan bela sungkawa atas kejadian tersebut. Pemkot pun memberikan santunan kepada pihak keluarga.
Ayah Kaivan, Rochmat Slamet, mengaku sudah mengikhlaskan kepergian putra keduanya itu. Dia tidak menuntut lebih kepada Pemkot Surakarta.
"Saya ikhlas, tidak ada tuntutan ke pemerintah. Namun saya harap agar pemerintah lebih memerhatikan kondisi pohon tua di jalanan, agar tidak ada korban lagi," ujarnya saat ditemui di rumah duka.
Simak Juga 'Aksi Heroik Pria Selamatkan Balita Jatuh dari Lantai Dua':
(bai/bgs)