"Gerindra harus dapat posisi yang strategis kalau Gerindra jadi bagian dari koalisi. Posisi Gerindra dan koalisi itu kan, partai oposisi Adil Makmur ada 45 persen lebih. Harusnya mendapat posisi yang strategis kalau nimbang seperti itu, kalau memang ada kesepakatan. Kalau setidaknya Gerindra pada posisi Wakil (Ketua MPR) karena Gerindra kan partai kedua nasional dan ketiga di parlemen setelah Golkar, jadi Gerindra sudah sepantasnya dapat kursi di MPR," kata Riza kepada wartawan, Sabtu (20/7/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sejauh ini kita belum membahas jadi kita belum bahas posisi kalau kita ikut koalisi bagaimana, harus seperti apa, kalau kita oposisi bagaimana, seperti apa belum kita bahas semuanya akan dibahas berikutnya di internal partai dan juga di partai koalisi adil makmur, tentu bersama cawapres kami Pak Sandi jadi memang perlu waktu kita belum masuk sejauh ini seperti apa kalau bentuk koalisi, kalau oposisi gimana," jelasnya.
Namun dia mengakui di internal partainya ada yang menginginkan Gerindra masuk ke koalisi Jokowi. Ada juga yang tetap berada di oposisi. Hanya nanti penentuannya akan diputuskan oleh Ketum Gerindra Prabowo Subianto.
"Pak Prabowo mengumpulkan dewan pembina mendengar aspirasi dari anggota dewan pimpinan yang beragam ada yang ingin koalisi ada yang ingin oposisi. Semua menyampaikan masukan semua ada plus-minusnya. Kesimpulan sementara diserahkan ke Prabowo sebagai ketua dewan pembina ketum apa keputusan beliau mengamankan, menjalankan, melaksanakan," kata Riza.
Tonton video Prabowo Bentuk Tim Seleksi, Cari Pengisi Kursi Pimpinan DPR:
(idn/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini