"Hari ini kami resmi membentuk satgas untuk melakukan investigasi terkait ada siswa di SMA Taruna meninggal dunia," tegas Kadisdik Sumsel, Widodo kepada detikcom, Jumat (19/7/2019).
Satgas investigasi terdiri atas dinas dan lembaga terkait. Investigasi dilakukan secara menyeluruh, baik soal kurikulum sekolah, perizinan sekolah, maupun aktivitas belajar-mengajar selama ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pembentukan satgas juga disebut bakal mendalami dugaan adanya korban lain di peristiwa tersebut. Salah satunya terkait dugaan korban kekerasan lain bernama Wiko, yang kini masih kritis.
Termasuk soal kegiatan masa orientasi siswa (MOS) yang digelar di luar jadwal Dinas Pendidikan di mana MOS sesuai dengan jadwal mulai dilakukan pada 15-17 Juli, tetapi di SMA Taruna digelar lebih awal.
"Semua kita cek, dugaan itu (ada korban lain), dilaksanakan lebih awal (MOS) dan itu tidak ada pemberitahuan juga ke kita," kata Widodo.
"Kita cek satu-satu, dokter juga akan cek terkait korban lain, polisi juga soal pidana yang semua masih berjalan. Untuk siswa yang sampai sekarang tidak sadar, kami menunggu untuk dimintai keterangannya lebih lengkap," katanya.
Untuk diketahui, Delwyn Berli Juliandro meninggal di RS Myria, Palembang. Korban disebut sempat kejang-kejang dan pingsan saat mengikuti rangkaian kegiatan MOS, Jumat (12/7) malam.
Baca juga: Pukulan Bambu Mematikan di MOS SMA Taruna |
Melihat kondisi korban kejang, panitia pun langsung membawa korban ke RS Myria. Korban dilaporkan meninggal pada Sabtu (13/7) sekitar pukul 04.00 WIB. Ibu kandung korban, Berce (41), yang tak terima langsung melaporkan kejadian ini ke Polresta Palembang. Dalam laporan itu, Berce melihat banyak luka lebam di tubuh korban.
Selain Delwyn, ada Wiko yang kini dikabarkan mengalami kekerasan saat MOS. Bahkan Wiko masih dirawat di RS Charitas karena kritis.
Tonton Video Siswa SMA Taruna Mengeluh Pening Sebelum Meninggal:
(ras/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini