Pria yang akrab disapa Wawan itu tidak merespon ketika ditanya. Hartono, pendiri Yayasan Jamrud Biru yang kini merawatnya menyebut Wawan mengalami gangguan jiwa akibat kecanduan game.
"Iya gangguan jiwa karena game, kecanduan main game. Pertama dia dianter sama PSM melalui Dinas Sosial Prov Jabar, dibawa ke Yayasan Jamrud. Saya ditelepon juga sama orang Dinsos, 'Pak Hartono saya titip pasien nih atas nama Wawan (Iwan) Setiawan'," ujar Hartono saat ditemui di Yayasan Jamrud Biru di Jalan Asem Sari II, Mustika Jaya, Kota Bekasi, Kamis (18/7/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wawan menjadi pasien di yayasan tersebut sejak April 2019. Wawan dibawa ke yayasan oleh Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Gerak Cepat Bersama Jawa Barat dalam kondisi memprihatinkan.
Kondisi fisik Wawan, disebut Hartono, sangat kurus. Hartono juga sempat kaget ketika mengetahui kondisi Wawan yang terus memainkan jemarinya.
"Saraf motoriknya nggak gerak, kita tanya terapi bicara 'kok Wawan nggak connect, kenapa dia nggak respek'. Tangannya itu seperti memegang benda yang dimainkan, akhirnya saya tanya keluarganya (paman) Wawan, 'apa Wawan kencanduan game', 'iya pak, dulu memang kecanduan game'," paparnya.
Hartono semakin yakin Wawan mengalami kecanduan game setelah mengamati gerakan jarinya. Dia pun menamakan pasiennya itu Wawan 'Game' lantaran aktivitas menggerakkan jemarinya yang tidak berhenti.
"Kalau melihat dari kultur dia setiap hari seperti itu dengan mata ke tangan dan posisi tangan tepat di dada dia sudah jelas seperti bermain game dan itu dilakukan setiap saat, lupa makan lupa mandi, sampai kita kerepotan ngurus," lanjutnya.
Untuk memulihkan mental Wawan, Hartono melakukan sejumlah terapi terhadap Wawan. Terapi itu dilakukan dengan 'menyembunyikan' tangan Wawan ke kantongnya.
"Tetap aja dia berontak balik lagi, karena kategori Wawan ini pasif ya, tidak perlu tindakan-tindakan yang mengeluarkan tenaga," jelasnya.
Di yayasan itu, Wawan juga diajak untuk melakukan senam dan olah raga bersama. Namun Wawan cenderung lebih fokus hanya pada jari-jemarinya dan tidak mengikuti kegiatan senam sebagaimana yang lain.
"(Jika tangannya dipegang) dia akan kembali lagi, maksa dia. Saya udah kantongin tangan dia, tapi ya tetap aja," lanjutnya.
Pihak yayasan juga mencoba menerapkan pijat refleksi. "Kita persuasif aja mengurusi Wawan, di antaranya Wawan perlu namanya pendekatan-pendekatan yang tangannya dimasukin ke kantong atau refleksi apakah ada saraf yang membuat kayak gitu, kategorinya lumayan parah," tuturnya.
Meski Wawan dikategorikan kecanduan game, keseharian dia saat ini tidak pernah memegang ponsel. Wawan cenderung lebih senang memainkan jemarinya seolah dia tengah bermain game.
"Sekarang ditaruh (ponsel) sama dia, dia lebih asyik sama tangannya seolah-olah tangannya main HP. Kalau kita perhatikan dengan jempol di tangan dia, apalagi kalau nggak megang HP," sambungnya.
Selain menangani masalah mental, pihak yayasan juga mengurus jasmani Wawan. Terutama agar Wawan mendapatkan asupan gizi untuk meningkatkan bobot badannya.
"Saya genjot dengan vitamin, makanan genjot terus, saya tambahin karbohidratnya. Karena di dalam tubuh yang sehat insyaallah terdapat jiwa yang kuat. Alhamdulillah dari 23 jadi 43 kilogram. Jadi kenaikannya drastis," jelas Hartono.
Setelah 3 bulan menjalani terapi di yayasan tersebut, Hartono mengklaim kondisi Wawan mulai membaik. Bahkan keluarganya pun disebutnya senang dengan perkembangan positif tersebut.
"Seneng keluarganya, terakhir ada dua minggu yang lalu (menjenguk Wawan) dengan kondisi Wawan yang gemuk, main HP nggak terlalu lama, seneng," pungkasnya.
Halaman 2 dari 2
Simak Video "Video: Heboh Bekasi Dingin dan Berkabut, BMKG Buka Suara"
[Gambas:Video 20detik]
(mei/mei)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini