"Nggak, nggak, saya nggak optimis. Keterima alhamdulillah, nggak keterima, alhamdulillah banget, biasa aja. Kan sudah tahu lelahnya kerja di KPK, jadi biasa aja," ujar Syarif setelah mengikuti seleksi capim KPK tahap kedua di Pusdiklat Setneg, Jalan Gaharu I, Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (18/7/2019).
Syarif menyebut tidak ada perbedaan signifikan pada uji kompetensi tahun ini dengan empat tahun lalu. Hanya, tahun ini, uji kompetensi capim KPK digelar dengan basis digital.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, terkait makalah, Syarif menuliskan gagasan barunya. Syarif berharap pencegahan korupsi bisa sampai ke semua wilayah Indonesia, sehingga perlu program pencegahan korupsi yang terintegrasi.
"Saya tulis tadi itu adalah upaya pencegahan dan penindakan itu bisa terintegrasi lebih bagus. Yang kedua, kerja KPK itu kan dibutuhkan oleh banyak, tetapi KPK cuma ada di Jakarta. Jadi ke depan mudah-mudahan kordinasi dan supervisi pencegahan di wilayah itu bisa lebih diperluas," katanya.
Syarif juga berharap nantinya KPK ikut mendorong peningkatan pendapatan negara dengan memperbaiki tata kelola pemerintahan.
"Sektor-sektor yang menjadi sumber pendapatan negara kita perbaiki tata kelolanya, seperti sumber daya alam, perpajakan, penindakannya itu harus fokus yang besar-besar seperti itu agar pengembalian keuangan negara itu kerugian negara bisa diganti, itu aja," ujar Syarif.
(zap/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini