"Total (korban) 9 luka ringan dan 1 luka berat. Satu warga luka berat, Wahyudi (24) asal Jember, mengalami patah tulang paha kanan," kata Kepala Pelaksana BPBD Bali Made Rentin kepada wartawan, Rabu (17/7/2019).
BPBD masih melakukan pendataan terkait korban ataupun kerusakan bangunan. BPBD juga memberikan bantuan logistik kepada korban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Data sampai jam 10.00 siang ini tidak ada yang mengungsi. Kami kembali melakukan asesmen dan pendataan lanjutan dan memberi bantuan logistik serta trauma healing, terutama kepada anak-anak sekolah," terangnya.
Dari catatan BPBD, total bangunan rusak di Pulau Bali sebanyak 48. Kerusakan terparah ada di Kabupaten Badung, dengan jumlah 36 bangunan, disusul Kabupaten Gianyar 5 bangunan rusak, Buleleng 2 bangunan rusak, serta Tabanan dan Denpasar masing-masing 1 bangunan rusak.
Sementara itu, untuk Kabupaten Bangli, Karangasem, dan Klungkung nihil kerusakan bangunan.
Gempa ini terjadi pada Selasa (16/7) pukul 08.18 Wita. Lokasi gempa ada di koordinat 9,11 Lintang Selatan dan 114,54 Bujur Timur. Pusat gempa ada di 83 km arah barat daya Nusa Dua. Hiposenter gempa ada di kedalaman 68 km. Gempa ini dilaporkan tak berpotensi tsunami.
BMKG kemudian memperbarui kekuatan gempa menjadi M 5,8. Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 9,08 LS dan 114,55 BT atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 80 km arah selatan Kota Negara, Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali, pada kedalaman 104 km. Gempa disebabkan aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bawah lempang Eurasia.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan jenis naik mendatar (oblique thrust fault)," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Rahmat Triyono, Selasa (16/7).
(ams/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini