Dilansir AFP, Selasa (17/9/2019), tingkat kelaparan hingga gizi buruk sempat menurun selama beberapa dekade. Namun, jumlah ini kembali meningkat pada tahun 2015.
Lewat Pembangunan Berkelanjutan PBB diharapkan penderita kelaparan dan gizi buruk dapat diturunkan. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan hal ini disebut sebagai tantangan besar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk menjaga keamanan pangan dan gizi, sangat penting untuk memiliki kebijakan ekonomi dan sosial yang sudah ada untuk menangkal efek dari siklus ekonomi yang merugikan ketika mereka tiba. Sambil menghindari pemotongan layanan penting, seperti perawatan kesehatan dan pendidikan, dengan segala cara, " demikian laporan PBB tersebut.
Disebutkan kasus malnutrisi masih tersebar luas di Afrika, dengan jumlah sekitar 20 persen dari populasi. Sedangkan di Asia, ada lebih dari 12 persen populasi mengalaminya dan di Amerika Latin dan Karibia ada sebanyak tujuh persen.
Sementara itu, ada sebanyak 149 juta anak yang menderita keterlambatan pertumbuhan (stunting) akibat kelaparan. Namun, pada saat yang sama, jumlah penderita obesitas terjadi peningkatan di semua wilayah dengan korban berusia anak-anak usia sekolah hingga orang dewasa.
PBB juga menyebutkan ada sebanyak 2 miliar penduduk yang mengalami kerawanan pangan. FAO mengatakan upaya yang ada saat ini masih tidak cukup untuk mengurangi anak yang mengalami stunting hingga separuhnya.
Tonton video Aplikasi Kebencanaan Indonesia Raih Penghargaan PBB:
(dwia/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini