"Hingga pukul 21.00 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan 40 kali aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) dengan magnitudo terbesar M 5,8 dan magnitudo terkecil M 3,1. 27 gempa di antaranya dirasakan di daerah terdekat, khususnya daerah Labuha (kota di Pulau Bacan)," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono dalam keterangannya, Minggu (14/7/2019).
Episenter atau pusat gempa terletak pada koordinat 0,56 lintang selatan dan 128,06 bujur timur, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 63 km arah timur Kota Labuha, Kabupaten Halmahera Selatan pada kedalaman 10 km. Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas sesar Sorong-Bacan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Getaran gempa dirasakan di daerah Obi sebesar V MMI, Labuha III MMI, juga Manado dan Ambon II-III MMI. Gempa juga dirasakan hingga Ternate, Namlea, Gorontalo, Raja Ampat, Sorong, dan Bolaang Mongondow sebesar II MMI. Gempa ini juga menimbulkan sejumlah kerusakan.
"Dilaporkan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut di Kecamatan Gene Barat, Halmahera Selatan. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi tidak berpotensi tsunami," jelasnya.
Rahmat mengimbau agar masyarakat tetap tenang. Masyarakat juga diminta untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa.
"Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, dan agar menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal Anda cukup tahan gempa ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan, sebelum Anda kembali ke dalam rumah," ujar Rahmat.
Sebelumnya, gempa bumi M 7,2 mengguncang Labuha, Maluku Utara. Gempa tidak berpotensi tsunami. Gempa terjadi pukul 16.10 WIB.
(azr/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini