Hal tersebut diungkapkan oleh keluarganya yang mengakui bahwa Deny tergabung dalam komunitas anak jalanan itu. Bahkan Deny disebut keluarga jarang berada di rumah.
Juremi, paman korban menyebut keponakannya tersebut kerap pergi dari rumah bersama teman-temannya hingga berhari-hari. Pulang ke rumah hanya sesekali saja, itupun tak pernah dalam waktu yang cukup lama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Deny yang masih berusia 16 tahun, menurut Juremi tidak sekolah lagi. Terakhir mengenyam pendidikan di salah satu MTs Negeri di Kecamatan Jepon, Blora. Namun kemudian Deny keluar dan ikut bergabung dengan anak-anak punk.
"Belum SMA, putus sekolah pas masih MTs. Ya terus ikut-ikutan itu jadi anak punk," kata Juremi.
Pengungkapan identitas Deny sendiri bermula ketika keluarga membca pemberitaan di sejumlah media. Ciri-ciri berupa tato bintang dan tato tulusan Mbeng di bagian dada korban yang kemudian meyakinkan keluarga.
"Mbaknya Deny ini lihat di berita kok ada tato bintang di tangannya sama dengan adiknya. Terus tadi kita coba cek ke rumah sakit, pas dikeluarkan dari penyimpanan jenazah itu, ternyata benar. Ada tato tulisan Mbeng di dadanya, itu ya Deny," jelasnya.
(bgk/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini