Ramli dan Isa adalah pasangan kawin lari di Jeneponto, Sulawesi Selatan. Kawin lari dalam budaya Bugis-Makassar disebut silariang. Mereka kawin lari karena Ramli tak bisa membayar panai kepada orang tua Isa.
Uang panai, sering juga ditulis panai' atau panaik, merupakan uang yang wajib diserahkan pihak laki-laki kepada keluarga pihak perempuan yang hendak diperistri. Orang tua Isa mematok panai Rp 15 juta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagi Ramli, mendapatkan uang Rp 15 juta bukan perkara mudah. Namun dia berhasil memiliki uang Rp 10 juta. Dia akan menyerahkan uang itu kepada orang tua Isa supaya dia dan keluarga pasangannya itu bisa rukun. Namun orang tua Isa tetap tak terima dan bertahan pada angka Rp 15 juta.
Berdasarkan keterangan kakak kandung Isa bernama Hamid, angka Rp 15 juta dipatok berdasarkan perkiraan biaya menggelar resepsi. Uang Rp 10 juta dinilainya tak akan cukup.
"Sekarang semuanya serbamahal. Uang Rp 10 juta itu kami rasa tidak mencukupi," kata Hamid, Selasa (9/7) dini hari.
Kata Hamid, Ramli sempat kembali mengusahakan rujuk dan mengakhiri kawin larinya. Keluarga Isa setuju uang panai sebesar Rp 10 juta, sebagaimana sebelumnya diusulkan Ramli. Namun ternyata Ramli hanya bisa membawa Rp 5 juta.
"Artinya, dia tidak bisa memegang kata-kata. Kami pun kembali tidak sepakat," kata Hamid.
Hingga sekitar sepekan lalu, Isa nekat meminum racun rumput. Ramli melarikan Isa ke puskesmas, kemudian membawanya ke Rumah Sakit Padjonga Dg Ngalle di Kabupaten Takalar. Isa dirawat lewat jalur umum karena tidak memiliki BPJS. Pada hari ketiga, Isa pulang karena Ramli tak lagi punya duit untuk membayar biaya perawatan.
"Di rumah ini saya rawat sendiri. Tapi saya juga harus pergi bekerja mencari nafkah," kata Ramli sambil memperlihatkan obat Isa.
![]() |
Betapa kagetnya Ramli. Begitu kembali ke rumah dari beraktivitas, Ramli mendapati Isa tergolek. "Saya kaget ketika pulang ke rumah, saya lihat istriku sudah tergeletak setelah minum racun. Katanya dia depresi lamaran saya untuk kembali baik batal karena mahar tidak cukup," kata Ramli.
Isa tewas diduga karena efek racun rumput yang dia tenggak sepekan sebelumnya. Jenazah isa dipulangkan kembali ke rumah orang tuanya, di Desa Punagaya, Bangkala, Jeneponto, Sulawesi Selatan.
Tetangga yang tak pernah melihat Ramli dan Isa bertengkar kemudian kaget begitu mengetahui Isa minum racun dan akhirnya meninggal dunia.
Ramli berharap keluarga Isa mengizinkannya melihat jenazah Isa sebelum dikuburkan. Namun kehadiran Ramli tak diharapkan oleh keluarga Isa.
"Untuk terakhir kalinya saya ingin sekali melihat istri saya sampai turun ke liang lahat. Karena adat, keluarganya tidak inginkan itu, sebelum saya membawa sisa uang Rp 5 juta dari perjanjian lamaran kemarin," ungkap Ramli berlinang air mata.
Kepala Desa Punagaya bahkan turun tangan. Dia bermaksud mengawal Ramli ke rumah duka. Dia juga berpendapat soal masalah yang dihadapi oleh Ramli.
"Yang saya sayangkan budaya mahar yang saat ini tidak bijak berkembang di masyarakat. Semoga kejadian ini dapat menjadi pelajaran bagi kita semua," kata Kepala Desa Punagaya, Andi Pangerang Mustamu.
![]() |
Akhirnya Ramli bisa melihat jenazah Isa untuk terakhir kalinya. Dia memeluk jenazah istrinya sambil menangis histeris. Namun Ramli tak ikut mengantarkan jenazah Isa hingga liang lahat karena malu belum memenuhi sisa uang panai. Padahal pihak keluarga Isa memperbolehkan Ramli untuk ikut ke pemakaman.
Andi Pangerang selaku kepala desa bahkan akan memberi bantuan penggalangan dana supaya panai Ramli ke keluarga almarhum Isa bisa lunas. Aparat desa juga akan memberi bantuan.
Halaman 2 dari 2
Simak Video "Video: Belum Sehari Dilantik, Bupati Jeneponto Paris Yasir Cekcok dengan Warga"
[Gambas:Video 20detik]
(dnu/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini