Soal Jatah Menteri Jokowi, PKB Yakin yang Kerja Dapat Upah

Soal Jatah Menteri Jokowi, PKB Yakin yang Kerja Dapat Upah

Nur Azizah Rizki Astuti - detikNews
Selasa, 09 Jul 2019 16:45 WIB
Ketua DPP PKB Jazilul Fawaid (Gibran Maulana Ibrahim/detikcom)
Jakarta - PKB menyatakan koalisi pengusung Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin sudah 'gemuk'. Menurut PKB, jika Jokowi ingin membangun koalisi yang solid, sebaiknya partai yang baru bergabung diberi ruang lain.

"Kalau memang Pak Jokowi ingin membangun koalisi yang solid, tentu dimulai dari koalisi yang ada saja. Nanti kalau ada yang mau masuk kemudian bergabung, dikasih ruang yang lain, tidak dalam koalisi," kata Ketua DPP PKB Jazilul Fawaid di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (9/7/2019).

"Soal kabinet atau yang lain itu haknya presiden, tetapi dikasih tempat lain, tidak dicampur antara koalisi yang sudah ada dengan yang baru masuk," imbuhnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Jazilul lalu menyinggung soal 'siapa yang bekerja dialah yang mendapatkan upah'. Namun ia tetap menyerahkan sepenuhnya hal itu kepada presiden.

"Rumusnya, siapa yang bekerja, dialah yang mendapat upah, itulah rumus dunia. Tetapi karena ini ada hak prerogatif, maka rumus itu nggak bisa digunakan. Tetapi seandainya nanti koalisi duduk dalam satu meja, saya hakulyakin bahwa akan bicara yang bekerja yang dapat upah," ungkapnya.


Jazilul tak menampik jika dikatakan soliditas koalisi perlu ditingkatkan. Ia menyatakan masih banyak peran di luar kabinet bagi partai lain.

"Soliditas koalisi perlu ditingkatkan, itu pasti, tetapi tak menutup kemungkinan bergabung yang lain. Di mana tempat bergabungnya? Itu perlu dirumuskan. Jangan di tempat koalisi, mungkin perlu dibikin gerbong lain. Kalau ada visi-misi dimasukkan, ya akan dimasukkan. Karena peran itu masih banyak nggak hanya di kabinet," tutur Jazilul.

Jazilul mengatakan belum ada pembicaraan dalam koalisi apakah akan memberi restu jika nantinya PAN, Gerindra, dan Demokrat bergabung. Namun ia menegaskan koalisi Jokowi tak menutup kemungkinan tersebut asalkan partai baru tidak merasa terdepan.

"Saya yakin koalisi Jokowi tak akan menutup siapa pun yang ingin membangun bersama. Tapi jangan kemudian merasa lebih depan, merasa jatahnya harus ini-itu, tetapi yang penting visinya dirumuskan dengan baik, dimasukkan sehingga bangunan yang ada, koalisi yang ada solid. Kemudian ada yang masuk itu memperkuat. Itu aja," tegasnya.



Simak Juga 'Berebut Kursi Menteri Jokowi':

[Gambas:Video 20detik]




(azr/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads