Ditunda Gegara Server Down, Seleksi Masuk Unpad Berakhir Ricuh

Ditunda Gegara Server Down, Seleksi Masuk Unpad Berakhir Ricuh

Dony Indra Ramadhan - detikNews
Sabtu, 06 Jul 2019 17:02 WIB
Kampus Unpad di Jatinangor (Foto: DOK.detikcom)
Bandung - Proses penerimaan mahasiswa baru melalui jalur Seleksi Masuk Universitas Padjadjaran (SMUP) berujung ricuh. Orang tua dan calon mahasiswa Unpad itu protes lantaran proses seleksi ditunda akibat masalah server.

Seleksi sesi 1 dan 2 yang sedianya dilakukan hari ini, Sabtu (6/7/2019). Namun akibat ditunda, para orang tua dan mahasiswa yang terutama datang dari luar kota mengalami kerugian.

Salah satunya Soraya. Dia datang dari Jakarta sejak kemarin untuk mengantar anaknya yang akan mengikuti SMUP di kampus Unpad Jatinangor. Anak Soraya mendapatkan jadwal mengikuti seleksi sesi 2 pukul 13.00 WIB tadi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kebetulan ada dua sesi. Sesi mulainya jam 07.00 WIB sementara yang sesi dua mulainya jam 13.00 WIB. Kebetulan anak saya dapat sesi dua," ucap Soraya saat berbincang dengan detikcom via sambungan telepon.

Sekitar pukul 09.00 WIB, anak Soraya mendapatkan informasi dari rekannya yang kebagian sesi satu. Informasi dari rekan anaknya, pada pukul 09.00 WIB itu, seleksi untuk sesi 1 tak kunjung dimulai. Padahal jadwalnya dimulai pukul 07.00 WIB dan selesai pukul 13.00 WIB. "Lalu dapat informasi lagi jam sebelas baru mau mulai. Kalau jam sebelah baru mau mulai, otomatis yang sesi dua anak saya mundur. Tapi kita datang saja ke sana," ujarnya.

Soraya dan anaknya lantas datang sebelum pukul 13.00 WIB sesuai jadwal sesi 2 yang diberikan sebelumnya. Namun setibanya di area seleksi, terjadi keramaian para orang tua yang mengantar anaknya.

"Pas kita datang ternyata ada keramaian. Ternyata anak-anak (sesi satu) dari jam tujuh pagi sampai saya datang jam dua belas siang nggak dikeluarin dari ruangan. Tetap saja di dalam. Orang tua protes karena anaknya mungkin ada yang belum sarapan atau apa. Akhirnya dikeluarkan lah anak-anaknya dan diputuskan diundur jadi tanggal 13 (Juli) dengan alasannya server down," tutur Soraya.

"Saya sih sudah mikir kalau sesi satu sudah down berarti server sesi dua nggak akan mungkin terlaksana, kan servernya sama. Terus sudahlah dikasih tahu yang sesi satu kalau mau komplain ke gedung rektorat," ucap Soraya menuturkan.

Saat para orang tua sesi 1 berbondong-bondong ke rektorat, Soraya masih menemani anaknya yang kemudian diminta masuk untuk mengikuti ujian. Namun tiba-tiba sekitar pukul 14.30 WIB, anaknya memberi kabar bila seleksi untuk sesi 2 pun tak dapat terlaksana.

"Saya datang ke rektorat ternyata orang tua dari sesi satu masih ada di situ. Ada orang tua yang bilang kesepakatannya sesi satu akan diadakan tes malam ini jam tujuh malam. Tapi dapat informasi lagi nggak bisa terlaksana. Kemungkinan baru bisa di antara tanggal 8 sampai 13 Juli. Tanggal boleh milih. Tapi tetap yang jatah pagi ya pagi sementara siang ya siang," tutur Soraya.

Selain menginformasikan penundaan dan jadwal seleksi ulang, pihak kampus, sambung Soraya, memberikan kompensasi berupa uang pengganti pendaftaran dan transportasi. Namun, penggantian hanya untuk peserta tidak termasuk pendamping. "(Penggantian) itu nggak bisa dinilai seperti itu. Karena ini (seleksi) kan bentrok dengan seleksi UGM juga, banyak anak-anak yang bela-belain ke sini dan melepas seleksi di UGM, bagaimana kerugian hal seperti itu, kan nggak bisa pakai materi," kata dia.

Selain itu, kerugian waktu dan biaya juga pasti dirasakan oleh para orang tua yang mengantar. Sebab, kata dia, banyak juga orang tua yang berasal dari luar pulau Jawa. "Saya dari Jakarta sejak Jumat. Sudah keluar biaya selain transportasi, biaya hotel juga," ujar Soraya.


(dir/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads