PPP: Koalisi Jokowi Tak Ingin Tambah Anggota

PPP: Koalisi Jokowi Tak Ingin Tambah Anggota

Eva Safitri - detikNews
Kamis, 04 Jul 2019 17:38 WIB
Arsul Sani (Lisye Sri Rahayu/detikcom)
Jakarta - Sekretaris Jenderal PPP Arsul Sani menegaskan partai Koalisi Indonesia Kerja (KIK) belum menentukan pilihan untuk menambah anggota koalisi. Namun, menurutnya, sejauh ini seluruh partai pendukung Joko Widodo (Jokowi) cenderung menutup pintu terhadap partai lain.

"Partai-partai KIK belum pernah bertemu bersama di mana opsi untuk menambah anggota KIK itu dibicarakan. Sampai saat ini yang mengemuka adalah pendapat masing-masing partai KIK, namun harus diakui terdapat kecenderungan kuat untuk tidak lagi menambah anggota. Karenanya ya belum ada ajakan atau tawaran kepada partai lain yang merupakan pengusung 02 untuk bergabung," ujar Arsul ketika dihubungi, Kamis (4/7/2019).



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arsul mengatakan penentuan akan adanya penambahan anggota atau tidak bakal ditentukan Jokowi bersama para ketum parpol. Namun sampai saat ini pertemuan itu belum dilakukan. Jadi, menurutnya, belum ada ajakan atau tawaran ke partai lain.

"Jadi selama belum ada pertemuan antara partai-partai KIK dan Pak Jokowi, tentu tidak akan ada tawaran kepada PAN atau parpol lainnya," ucapnya.

Lebih lanjut politikus PPP Achmad Baidowi menilai penambahan anggota koalisi harus dipikirkan secara matang. Ia mengatakan penting untuk menyatukan visi dan misi ke depan, sehingga tidak ada lagi partai yang 'berbelok' dari kebijakan pemerintah.

"Yang kita harapkan koalisi kompak mengawal program dan kebijakan pemerintah yang pro-rakyat dan semangat untuk menjaga persatuan bangsa. Tentu jangan sampai koalisi ibarat itu kaki kanan di dalam, kaki kiri di luar alias main dua kaki. Pengalaman periode pertama Kabinet Kerja bisa menjadi pelajaran. Bisa dilihat mana saja parpol koalisi yang membelot dari kebijakan pemerintah," katanya.



Sebelumnya, Sekjen PAN Eddy Soeparno menyatakan sikap politik partai akan ditetapkan dalam rakernas. Dia mengatakan bergabungnya PAN dengan pemerintah jadi salah satu opsi.

"Memang sekarang kan opsinya bisa dikatakan tidak banyak. Satu, bergabung ke pemerintah dengan catatan kalau diajak dari sana. Kedua, opsinya jadi oposisi, apakah itu sendiri ataukah membangun koalisi oposisi. Ketiga, juga tidak jadi oposisi. Tapi jadi pihak yang kritis konstruktif," kata Eddy, Kamis (4/7).


Bertahan di Koalisi atau Oposisi? Simak Videonya:

[Gambas:Video 20detik]




(eva/idn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads