"Pilpres 2019 sudah selesai, dan MK sudah memutuskan pemenangnya adalah Jokowi-Ma'ruf. Ya saatnya kita bersatu padu untuk membangun bangsa Indonesia, baik dalam sikap oposisi maupun bermitra dengan pemenang," tegas Pasha kepada detikcom, Kamis (4/7/2019).
Pasha menyerahkan kepada Ketum PAN Zulkifli Hasan terkait sikap partai ke oposisi atau gabung koalisi Jokowi. Menurutnya, yang terpenting adalah PAN terus berkontribusi membangun bangsa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, wacana soal bergabungnya PAN ke dalam koalisi pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin mencuat dari hasil pertemuan puluhan pengurus wilayah PAN bersama Ketua Umum Zulkifli Hasan. Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi mengatakan pertemuan itu terjadi dua kali yang juga melibatkan pimpinan DPP PAN.
Diskusi itu menghasilkan empat hal: mayoritas sepakat PAN harus berbenah diri, PAN perlu berkonsolidasi, mendampingi masyarakat, dan keempat bersama pemerintahan Jokowi.
Namun pernyataan Viva Yoga disayangkan oleh anggota Dewan Kehormatan PAN Dradjad Wibowo. Dradjad, yang merupakan orang dekat Amien Rais, menegaskan keraguannya atas keterangan Viva Yoga.
Dradjad mengaku malu atas pernyataan-pernyataan dari sejumlah pengurus DPP yang bernada merapat ke pemerintah Jokowi.
"Salah satu alasannya, mereka tidak sanggup menatap wajah pemilih di daerah jika ditanya mengapa PAN politiknya zigzag. Mereka khawatir pemilih marah. Saya malu sebenarnya dengan kengototan sebagian pengurus DPP PAN masuk koalisi Pak Jokowi. Malunya tiga kali lipat," kata Dradjad.
PAN akan menentukan arah politiknya dalam rakernas. Rakernas PAN rencananya digelar pada akhir Juli atau awal Agustus nanti.
Gabung atau Oposisi? PAN-Demokrat Masih Menimbang-nimbang:
(idn/idn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini