"Berdasarkan data yang kami himpun, tercatat 5.290 hektare lahan padi mengalami kekeringan dengan berbagai tingkatan. Dari jumlah itu, sebanyak 916 hektare puso," ungkap Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Wonogiri, Safuan kepada detikcom di komplek Setda Wonogiri, Kamis (4/7/2019).
Lahan yang mengering itu tersebar di 21 dari 25 kecamatan se-Wonogiri. Kecamatan yang tidak termasuk dalam daftar hanya Pracimantoro, Paranggupito, Puhpelem, dan Karangtengah. Luasan 5.290 hektare itu perinciannya, 1.238 hektare mengering dengan kategori berat, 1.530 hektare berkategori sedang, kategori sedang 1.606 hektare, dan puso 916 hektare. Sementara jumlah luasan lahan padi di Wonogiri saat ini 19.270 hektare.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mantan Kepala Kantor Lingkungan Hidup Wonogiri itu menerangkan sebagian dari lahan yang mengering menerapkan pola tadah hujan, sehingga sangat terpengaruh perubahan musim.
Sebagian petani sudah mengantisipasinya dengan memilih tidak menanami lahan untuk sementara waktu. Sehingga terhindar dari kekeringan. Namun sebagian sebelumnya masih memilih menanam, dengan harapan masih turun hujan pada satu atau dua bulan lalu.
Soal penanganan, menurut Safuan, sebagian diupayakan melalui pompanisasi. Yakni menyedot air dari sungai, waduk, dan sumber lainnya. Pemerintah sudah memberikan bantuan alat dan mesin pertanian, salah satunya mesin pompa air untuk keperluan tersebut.
Salah satu petani, Sutini menyebutkan, lahan milik anaknya di Kelurahan Giriwono, Wonogiri, saat ini kering kerontang. Sejak ditanami padi sekitar dua bulan lalu, tidak lagi ada hujan turun. Akibatnya tanaman padi jenis Ceherang mengering dan gagal panen.
"Ini terpaksa saya potong buat pakan sapi, lha sudah tidak bisa dipanen," ungkap dia.
Dia menyebutkan belum tahu berapa kerugian yang timbul. Yang jelas dia tidak menyangka musim kemarau datang lebih awal.
(sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini