"Yang dikhawatirkan oleh kami sebetulnya bukan soal bagi-bagi kekuasaannya. Target dari pemerintahan Pak Jokowi untuk mencapai 5 tahun ke depan dengan capaian yang telah disusun bersama-sama dengan koalisi, kemudian diisi oleh partai yang dari sejak awal memang memiliki perspektif yang berbeda. Nah, bagaimana kita bisa menyatukan perspektif, visi, misi, gagasan yang berbeda itu dalam sebuah pemerintahan," kata Ketua DPP Golkar Ace Hasan Syadzily di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (3/7/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika bergabungnya partai-partai tersebut tanpa didasari kesamaan visi misi, Ace khawatir mereka hanya akan jadi duri dalam daging.
"Ini soal bagaimana memastikan proses politik 5 tahun ke depan Presiden Jokowi harus betul-betul memiliki legacy, karena apa yang sudah dijanjikan semasa kampanye itu betul-betul bisa terwujud," ucapnya.
"Saya punya kekhawatiran kalau dari kubu Prabowo mau masuk tanpa memiliki kesamaan gagasan dengan apa yang sudah dijanjikan dalam kampanye kemarin, saya khawatir ini bisa menjadi katakanlah duri dalam daging," kata Ace.
Jokowi sendiri enggan berspekulasi mengenai adanya parpol dari koalisi Prabowo yang merapat. Dia saat ini masih harus berbicara dengan Koalisi Indonesia Kerja (KIK), yang mengusungnya pada Pilpres 2019.
Namun Jokowi membuka peluang setiap pihak untuk bersama-sama memajukan bangsa. Ajakan ini juga ia serukan kepada Prabowo saat berpidato seusai rapat pleno KPU.
"Tapi seperti yang sudah sering saya sampaikan, kita akan buka kepada siapa pun sama-sama memajukan negara ini, bersama-sama membangun negara ini," ujar Jokowi di gedung KPU, Jl Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Minggu (30/6).
Simak Juga 'Blak-blakan Ketum Golkar, Kinerja dan Manuver Airlangga':
(tsa/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini