Somalia Protes Usai Kenya Sebut Somaliland Sebagai Negara

Somalia Protes Usai Kenya Sebut Somaliland Sebagai Negara

Nur Azizah Rizki Astuti - detikNews
Selasa, 02 Jul 2019 02:30 WIB
Ilustrasi bendera Somalia (Foto: PHIL MOORE / AFP)
Mogadishu - Somalia melalui Kementerian Luar Negeri mengajukan protes secara resmi kepada Kenya, Senin (1/7). Protes tersebut dilayangkan setelah Kenya menyebut Republik Somaliland yang memproklamirkan diri sebagai sebuah negara.

Dilansir dari AFP, Selasa (2/7/2019), Somaliland sendiri mendeklarasikan kemerdekaannya pada tahun 1991. Namun, deklarasi itu tidak diakui oleh dunia internasional, yang menganggap Somaliland sebagai wilayah otonom Somalia.

Kenya mengundang kemarahan negara tetangganya tersebut pekan lalu usai mencuit dalam akun Twitter-nya. Cuitan tersebut merujuk pada pertemuan dengan para pejabat Somaliland yang membahas 'masalah kepentingan bersama untuk kedua negara'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Kementerian Luar Negeri Somalia mengatakan pihaknya memanggil Duta Besar Kenya pada Minggu (30/6) dan menyampaikan kepadanya catatan protes tentang 'tweet yang ofensif'.

"Kami menganggap tweet ini sebagai penghinaan terhadap kedaulatan, persatuan dan integritas wilayah Somalia, serta merusak hubungan antara Somalia dan Kenya," kata Kementerian Luar Negeri Somalia.

"Somalia mewakili tetangga yang baik, saling menghormati dan kerja sama yang erat dengan tetangganya, dan mengharapkan hal yang sama dari Kenya," lanjutnya.

Sebagai bekas protektorat Inggris, Somaliland bergabung dengan mantan Somaliland Italia pada tahun 1960 dan menjadi negara Somalia. Namun, Somaliland memisahkan diri dan menyatakan kemerdekaannya pada 1991 ketika Somalia terjerumus ke dalam kekacauan setelah jatuhnya autokrat Siad Barre.


Sejak saat itu, Somaliland telah mendorong kemerdekaannya sendiri. Somaliland memiliki pemerintahan sendiri yang berpusat di ibu kota Hargeisa. Somaliland juga memiliki tentaranya sendiri dan mencetak mata uangnya sendiri.

Somaliland juga dianggap jauh lebih stabil daripada keseluruhan Somalia, yang terganggu oleh perselisihan klan, korupsi, serta pemberontakan dengan kekerasan yang dilakukan oleh kelompok militan Al-Shabaab. Hubungan antara Kenya dan Somalia juga telah menjadi semakin dingin dalam beberapa waktu terakhir.

Pada bulan Februari, Somalia menuduh Kenya melelang ladang minyak dan gas di daerah maritim yang disengketakan. Kedua negara yang berseteru itu juga telah mengadu ke Den Haag, di mana pengadilan tertinggi PBB diperkirakan akan mulai mendengarkan pernyataan kedua pihak dalam ketidaksepakatan perbatasan pada bulan September mendatang.

Baru-baru ini, Kenya memutuskan untuk menangguhkan penerbangan langsung dari Mogadishu ke Kenya. Negara itu mengharuskan penumpang untuk berhenti terlebih dahulu di Wajir, sebuah kota di Kenya dekat perbatasan Somalia, untuk pemeriksaan keamanan.


(azr/haf)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads