"Ada gejala, kelompok penyeimbang ini akan semakin kecil setelah beberapa partai Koalisi Adil Makmur menyeberang. Kondisi seperti ini sebenarnya patut disayangkan, karena kekuasaan yang menumpuk dalam satu tangan namanya tirani," kata Juanda dalam keterangannya, Senin (1/7/2019).
Kalau benar kelompok penyeimbang itu hanya dilakukan PKS dan Gerindra atau sebesar 22 persen, menurutnya akan kurang efektif. Karena jumlah kelompok pendukung pemerintah sangat besar mencapai 78 persen. Karena itu, ia berharap partai-partai yang mendukung Prabowo-Sandi tetap pada posisinya sebagai penyeimbang pemerintah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Anggota Fraksi PKS MPR RI Mardani Ali Sera menegaskan keputusan partainya untuk menjadi oposisi atau tidak merupakan kewenangan Majelis Syuro PKS. Karena itu, ia tidak berani mendahului sikap partai apakah akan mendukung atau menjadi kekuatan peyeimbang bagi Pemerintah.
Yang pasti, kata Mardani, berdasarkan masukan para kader, pendukung dan masyarakat, sebagian besar mengharapkan PKS bisa istikhomah menjadi kekuatan penyeimbang bagi pemerintahan untuk melaksanakan fungsi check and balance, sebagai oposisi yang kritis dan konstruktif.
"Oposisi itu pilihan sikap yang mulia. Bahkan, sekecil apapun jumlahnya, jika dia melakukannya secara cerdas, maka bisa efektif. Lihatlah kisah cicak versus buaya, siapa menyangka cicak akan menang. Tapi karena rakyat mendukung, maka hasilnya bisa lain," ujarnya
Mardani menilai dalam berpolitik para elit perlu menjaga etika dan rasionalitas. Tanpa etika dan rasionalitas, demokrasi akan terhenti di tengah jalan. Karena itu, ia tetap berharap pasca pemilu, Prabowo bisa bertemu dengan Joko Widodo, sekaligus menyatakan akan menjadi kekuatan penyeimbang bagi pemerintah.
"Kalau semua Partai mendapat jatah kursi, ini namanya akuisisi, bukan rekonsiliasi. Kalau tidak ada oposisi, publik akan merugi, dan itu akan melahirkan neo orde baru," imbuhnya
Simak Juga 'Usai Putusan MK, Tensi Politik Masih Tinggi?':
(idr/idr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini