Seperti dilansir Reuters, Senin (1/7/2019), otoritas China sebelumnya menyebut Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri, tidak mempunyai hak untuk menjalin hubungan negara-antara-negara. China menyebut Taiwan sebagai isu paling sensitif dan penting selama menjalin hubungan dengan AS.
AS sendiri diketahui tidak punya hubungan diplomatik resmi dengan Taiwan. Namun AS menjadi pendukung diplomatik dan penyuplai senjata utama untuk Taiwan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: China Ancam Rebut Taiwan dengan Senjata |
Wakil Menteri Luar Negeri Taiwan, Miguel Tsao, menyebut bahwa Presiden Tsai akan menghabiskan, masing-masing, dua malam di AS saat berangkat maupun saat pulang dari kunjungan ke beberapa negara seperti St Vincent and the Grenadines, St Lucia, St Kitts and Nevis, dan Haiti mulai 11 Juli hingga 22 Juli mendatang.
Secara total, Tsai akan menghabiskan empat malam di AS. Detail untuk kunjungan ke AS, menurut Tsao, masih dalam penyusunan.
Kantor berita Taiwan Central News Agency menyebut Tsai diperkirakan akan transit di New York dan Denver.
Belum ada tanggapan resmi dari China terhadap hal ini.
Diketahui bahwa Tsai telah berulang kali menyerukan dukungan internasional untuk mendukung demokrasi di Taiwan di tengah ancaman China. China sendiri secara rutin mengerahkan pesawat dan kapal militer untuk mengelilingi Taiwan dalam beberapa tahun terakhir.
Tidak hanya itu, China juga meningkatkan tekanan internasional untuk Taiwan dengan membujuk sekutu-sekutu diplomatik Taiwan untuk memutuskan hubungan. Diketahui bahwa Taiwan kini hanya memiliki hubungan resmi dengan 17 negara, yang nyaris semuanya merupakan negara kecil di Amerika Tengah dan Pasifik.
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini