Wiranto Resmikan Pembangunan Hunian Tetap Korban Bencana di Pombewe Sulteng

Wiranto Resmikan Pembangunan Hunian Tetap Korban Bencana di Pombewe Sulteng

Lisye Sri Rahayu, Mohammad Qadri - detikNews
Senin, 01 Jul 2019 11:58 WIB
Wiranto meletakkan batu pertama pembangunan hunian tetap untuk korban bencana di Sulteng. Foto: Lisye/detikcom
Sigi - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto meletakkan batu pertama pembangunan hunian tetap (Huntap) Pombewe, Sigi, Sulawesi Tengah. Wiranto mengingatkan bahwa Indonesia adalah daerah rawan bencana.

"Dengan mengucapkan Bismillahirahmanirahim, hari ini Senin tanggal 1 Juli 2019, pukul 12.05 (WITA) maka pembangunan hunian tetap bagi para korban bencana alam di Sulawesi Tengah dengan resmi saya nyatakan dimulai," ujar Wiranto saat meletakan batu pertama.


Pantauan di lokasi, Wiranto beserta rombongan tiba di desa Tombewe, Sigi, Sulawesi Tengah pada pukul 11.20 WITA, Senin (1/7/2019). Wiranto datang didampingi oleh Sekretaris Provinsi Sulteng Muhammad Hidayat Lamakarate.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada acara tersebut turut hadir Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN, Sofyan Djalil, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Letjen TNI Doni Monardo, Bupati Sigi Irwan Lapata, Sekprov Sulteng Hidayat Lamakarate, Kapolres Sigi AKBP Wawan Sumantri, Dandim 1306/Donggala Letnan Kolonel Kav I Made Maha Yudhiksa, dan Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Yayasan Budda Tzu Chi memberi bantuan untuk pembangunan huntap ini.

Wiranto mengatakan bahwa Indonesia adalah daerah rawan bencana. Oleh sebab itu, dia mengingatkan kepada warga Sigi untuk tetap waspada akan bencana tersebut.

"Secara geografis Indonesia berada di salah satu ring of fire, daerah rawan bencana sehingga kita harus waspada karena setiap saat kita menghadapi bencana," kata Wiranto.

Momen peletakkan batu pertama oleh Wiranto.Momen peletakkan batu pertama oleh Wiranto. Foto: M Qadri/detikcom


Selain itu, Wiranto mengimbau warga agar tidak membangun rumah di zona merah. Karena risiko yang ditanggung nantinya akan lebih besar apabila terjadi bencana.

"Tapi tentunya saya mengingatkan karena Sulteng masuk jalur sesar, maka jangan lagi kita membangun rumah dan permukiman di tempat-tempat yang sudah dinyatakan zona merah. Jangan sampai membangun di sana, karena akan merepotkan. Karena pada saat melanggar zona itu tentunya akan risiko lebih tinggi daripada kita mencari permukiman di zona aman," kata dia.

Sementara itu, Satgas Penanggulangan Bencana Provinsi Sulteng Kementerian PUPR Ari Setiadi Murwanto mengatakan pembangunan huntap di Desa Pombewo adalah salah satu dari 3 huntap tahap pertama. Selain itu ada sebanyak 18 huntap satelit di kabuoaten Donggala dan Sigi.

"Kawasan huntab Pombewe merupakan satu dari tiga kawasan relokasi pertama Huntap. Disamping 3 kawasan Huntap pertama ini, lebih 18 Huntap satelit Donghala dan Sigi," ujar Ari.

Lebih lanjut Ari mengatakan, pembangunan hunian tetap satelit digunakan pemerintah karena mata pencaharian warga setempat mayoritas petani dan nelayan. Sehingga tidak mudah untuk dikumpulkan di satu titik.

"Kenapa huntap satelit? Karena lokasi bencana di Sulteng sangat tersebar dan beberapa masyarakat yang terdampak mata pencarian pertamanya adalah pertanian dan nelayan. Sehingga susah untuk pemindahan," lanjut Ari.


(tor/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads