Plt Bidang Evakuasi dan Kebencanaan BPBD Kabupaten Tegal, Suprayitno menjelaskan, krisis air bersih sudah mulai dirasakan masyarakat sejak beberapa pekan lalu. Musim kemarau tahun ini sumber sumber air sudah mulai menipis.
"Memang sudah mulai ada yang kekurangan air bersih. Kami sudah memberikan edaran kepada tiap tiap kecamatan untuk mendata desa desa yang membutuhkan bantuan air. Ini akan dijadikan dasar pemberian bantuan air bersih," ujar Suprayitno, Jumat (28/6/2019) siang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seacara terpisah, Kepala Markas PMI Kabupaten Tegal, Sunarto mengatakan, pihaknya telah menyiapkan bantuan air untuk membantu warga yang terdampak musim kamarau. Dalam rentang waktu mulai akhir Juni-September 2019, PMI mengkalkulasi bantuan yang diperlukan sebanyak 75 tangki atau setara 275 ribu liter. Jumlah penerima bantuan diperkirakan mencapai 15 ribu Kepala Keluarga (KK) atau 60 ribu jiwa yang tersebar di 20 desa di 5 kecamatan.
Data yang masuk di PMI Tegal, desa desa di 5 kecamatan yang sudah mulai kekurangan air adalah di Kedungkelor, Banjaragung, Banjarturi, Kreman, Rangimulya, dan Sukareja yang masuk wilayah Kecamatan Warureja.
Di Kecamatan Suradadi desa yang sudah mengalami krisis air bersih adalah Kertasari, Jatimulya, Harjosari, Gembongdadi, Purwahamba dan Karangmulya.
Kecamatan Jatinegara ada lima desa yaitu Dukuhbangsa, Lebakwangi, Lembahsari, Penyalahan, dan Tamansari.
Di Kecamatan Kedungbanteng, ada dua desa yaitu Karanganyar (dukuh Kali Susu) dan Karangmalang. Sedangkan di Kecamatan Balapulang hanya satu desa yaitu Karangjambu.
"Sejak beberapa hari lalu PMI dan instansi lain sudah mulai mengirim bantuan air untuk daerah daerah yang kekeringan," kata Sunarto.
Selain dari PMI, bantuan yang sudah dipersiapkan adalah 100 tangki dan ada dari lembaga lain sebanyak 50 tangki.
Baca juga: Kekeringan di Purworejo Meningkat Tahun Ini |
(bgk/bgs)