Diungkapkannya, halalbihalal menjadi tradisi umat Islam di Indonesia karena peran ulama. Dikatakannya, selepas Indonesia merdeka pada masa itu, hubungan antarumat ada sekat, tidak cair.
Menurutnya, saat itu Sukarno ingin umat Islam bersatu tanpa sekat guna menghadapi penjajahan. Persatuan umat Islam bagi Indonesia sangat penting bagi Sukarno.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sukarno sangat berkepentingan terhadap persatuan umat Islam untuk menghadapi penjajahan. Akhirnya semua ulama tanpa melihat latar belakang diundang ke Istana untuk halalbihalal," ujar HNW dalam keterangannya, Jumat (28/6/2019).
Di satu sisi, pada masa itu Belanda ingin menjajah kembali Indonesia. Maka halalbihalal dilakukan di banyak tempat sebagai alat pemersatu. Dari sinilah halalbihalal tumbuh dan menjadi tradisi di masyarakat. Tradisi ini dikatakan hanya ada di Indonesia. Menurut HNW, halalbihalal sejak pertama kali diadakan hingga saat ini mampu menyatukan umat tanpa memandang latar belakang.
"Di negeri Arab tak ada tradisi seperti itu. Dengan halalbihalal, bisa mencairkan hubungan antarumat. Dengan halalbihalal, hubungan antarumat menjadi tanpa sekat," tambahnya.
Di saat sekarang, halalbihalal juga jadi media untuk menyampaikan sosialisasi 4 pilar.
"Yakni menggabungkan halalbihalal dengan Sosialisasi Empat Pilar MPR," ujar HNW.
Hadirnya halalbihalal dikatakan menunjukkan betapa besarnya peran ulama dalam persatuan Indonesia. Dalam kesempatan tersebut, HNW lebih lanjut menuturkan Sosialisasi Empat Pilar dilakukan untuk memasyarakatkan Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Acara seperti ini dilakukan agar masyarakat bisa saling menghormati dan tidak saling tuduh dan merasa paling benar. Metode sosialisasi dilakukan dengan berbagai cara. Dia berharap apa yang dilakukan bersama BKPRMI bisa diteruskan.
"Bisa lewat training of trainer selama beberapa hari. Saya melakukan sosialisasi bersama organisasi ini sudah dua kali," paparnya.
(idr/idr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini