Sejak permulaan bulan Juni, sinyal GPS di bandara tidak dapat diandalkan pilot dan pesawat yang menggunakan lokasi itu.
Padahal data navigasi yang hilang "berpengaruh penting" terhadap operasi bandara, kata Otorita Bandara Israel.
Duta besar Rusia untuk Israel mengatakan tudingan tersebut adalah "berita palsu" dan tidak dapat "ditanggapi serius".
- Rusia akan memutakhirkan persenjataan Suriah kendati diprotes Israel dan AS
- Militer Rusia di Suriah dipersoalkan Israel
- Serangan Israel atas Suriah dikecam Rusia
Gangguan sinyal GPS tidak menyebabkan kecelakaan atau masalah keamanan, kata Otorita Bandara. Bandara tersebut kemudian menambahkan bahwa para pilot masih dapat menggunakan Alat Sistem Pendaratan ketika mendekati dan mendarat di bandara.
"Ini adalah metode aman dan profesional yang digunakan setiap hari di bandara seluruh dunia," katanya.
Mereka mengatakan terus melanjutkan penyelidikan terhadap sumber gangguan.
Asosiasi Pilot Udara Israel menyatakan masalah GPS yang dihadapi adalah serangan "penipuan" yang menghasilkan data lokasi yang tidak benar. Ini dapat berarti alat penerima di pesawat kadang-kadang melaporkan lokasi yang jauh dari tempat yang sebenarnya.
BBC Monitoring melaporkan radio IDF Israel mengutip sejumlah sumber "pejabat tinggi" yang memandang Rusia bertanggung jawab atas terus berlanjutnya gangguan.
Gangguan ini dikaitkan dengan sistem "perangkat lunak elektronik untuk perang" yang digunakan Rusia untuk melindungi pesawatnya di Pangkalan Udara Hmeimim, Suriah. Markas tersebut terletak sekitar 350km ke arah utara dari Ben Gurion.

Russia mengacaukan sinyal GPS ketika Vladimir Putin mengunjungi Jembatan Selat Kerch, Krimea. (Getty Images)
Mengapa Rusia di Suriah?
Rusia adalah salah satu sekutu terdekat Suriah. Hubungan kedua negara sudah berlangsung selama puluhan tahun.
Suriah penting secara strategis bagi Rusia. Negara itu memiliki sejumlah markas udara dan laut di Suriah.
Pada tahun 2015, ketika Suriah berjuang menghadapi para pemberontak, Rusia melancarkan serangan udara, yang kemudian menguntungkan posisi rezim Suriah.
Sejak saat itu Rusia tetap melakukan serangan udara, membantu pasukan pendukung pemerintah mengatasi pemberontak dan menyudutkan mereka di provinsi terakhir yang mereka masih kuasai, Idlib, di bagian barat laut.
- Presiden Rusia Vladimir Putin kunjungi Israel
- Serangan udara Israel terhadap Suriah 'terbesar sejak 1982'
- Militer Israel menembak jatuh 'target' di dataran tinggi Golan
Meskipun demikian, pesawat koalisi pimpinan AS yang menumpas ISIS dan kadang-kadang pesawat dari Israel, juga tetap beroperasi di wilayah udara Suriah. Dengan demikian, semua pihak harus menerapkan langkah khusus untuk menghindari tabrakan udara, yang dapat berakibat serius.
Meskipun disangkal, Rusia dikenal sejak lama terlibat dalam pengacauan dan gangguan GPS, demikian diisyaratkan sebuah laporan yang dikeluarkan pada bulan April oleh US Center for Advanced Defense.
Laporan ini berisi catatan lebih dari 10.000 insiden terpisah terkait gangguan GPS dan menyatakan Rusia adalah "perintis" teknik untuk "melindungi dan menunjang kepentingan strategisnya".
Sejumlah gangguan ini membantu pengusiran pesawat tidak berawak dari bandara Rusia, tulis laporan tersebut, tetapi ini juga dipakai untuk melindungi para pejabat senior pemerintah saat mengunjungi lokasi peka.
(ita/ita)