Bersalah Culik dan Bunuh Mahasiswi China, Pria AS Terancam Hukuman Mati

Bersalah Culik dan Bunuh Mahasiswi China, Pria AS Terancam Hukuman Mati

Novi Christiastuti - detikNews
Selasa, 25 Jun 2019 19:07 WIB
Brendt Christensen (Macon County Sheriff's Office/Handout via REUTERS)
Illinois - Seorang pria di Illinois, Amerika Serikat (AS) dinyatakan bersalah atas penculikan dan pembunuhan brutal seorang mahasiswi asal China. Pria yang terobsesi dengan pembunuh berantai ini terancam hukuman mati.

Seperti dilansir Reuters, Selasa (25/6/2019), dalam persidangan di Peoria, Illinois, pria bernama Brendt Christensen (29) ini dinyatakan bertanggung jawab atas kematian seorang mahasiswi asal China, Yingying Zhang (26). Zhang merupakan mahasiswi S2 pada University of Illinois Urbana-Champaign.

Zhang dilaporkan menghilang pada 9 Juni 2017, sekitar dua bulan setelah dia datang dari China untuk belajar soal fotosintesis dan produksi tanaman di universitas tersebut. Jenazah Zhang tidak pernah ditemukan, namun jaksa menyatakan DNA-nya cocok dengan bercak darah di beberapa titik di dalam kamar Christensen.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kasus ini dipantau secara saksama oleh media-media China, otoritas China juga mahasiswa China yang kuliah di AS. Dua bulan setelah Zhang menghilang tanpa jejak, kerabatnya sempat melontarkan permohonan terbuka kepada Presiden Donald Trump untuk mengerahkan sumber daya tambahan guna mencari keberadaan Zhang.


Jaksa-jaksa federal AS yang menjerat Christensen di bawah undang-undang penculikan, mengupayakan hukuman mati jika dia dinyatakan bersalah.

Para penyidik mencurigai Christensen setelah rekaman CCTV di wilayah Urbana, 210 kilometer sebelah selatan kota Chicago, menunjukkan Zhang masuk ke dalam sebuah mobil warna hitam yang belakangan terkait dengan Christensen.

Dalam argumennya, jaksa menyebut Christensen membawa Zhang ke apartemennya, di mana Zhang melakukan perlawanan sekuat tenaga saat Christensen memukulinya dengan tongkat bisbol, memperkosa dan menikamnya di leher sebelum memenggalnya.

Detail soal tindak kriminal ini, termasuk soal pemenggalan, diungkapkan oleh Christensen sendiri dalam percakapan dengan mantan kekasihnya, yang diam-diam direkam oleh agen-agen FBI yang turut menyelidiki kasus ini. Percakapan itu yang membuat Christensen akhirnya ditangkap.


Dalam argumen penutup dalam sidang pada Senin (24/6) waktu setempat, asisten jaksa AS, Eugene Miller, menyatakan ke pengadilan bahwa Christensen menghabiskan waktu enam bulan untuk merencanakan pembunuhan dan memilih Zhang karena perawakannya yang kecil dan tampak seperti target yang mudah.

"Dia memperkosanya, dia membunuhnya dan kemudian menghabiskan tiga minggu untuk menutupi kejahatannya," tegas jaksa Miller.

Pengacara Christensen, Elisabeth Pollock, mengharapkan agar pengadilan tidak menjatuhkan hukuman mati saat sidang putusan yang akan digelar 8 Juli mendatang.

Christensen yang pernah menjadi mahasiswa S2 di universitas yang sama, tampak tak menunjukkan emosi apapun saat dinyatakan bersalah atas dakwaan penculikan yang mengakibatkan kematian, juga dua dakwaan berbohong kepada agen federal. Jaksa sebelumnya menyebut Christensen terobsesi dengan para pembunuh berantai, termasuk Ted Bundy, yang membunuh puluhan wanita pada tahun 1970-an.

(nvc/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads